Gawat! Gen Z Indonesia Terancam Jadi 'Generasi Gagal', Alpha Jangan Sampai Ikut-ikutan

6 hours ago 1

Minggu, 18 Mei 2025 - 14:38 WIB

Jakarta, VIVA – Meningkatnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di kalangan Gen Z di Indonesia memunculkan kekhawatiran mendalam.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan bahwa 9,9 juta anak muda berusia 15 hingga 24 tahun saat ini menganggur.

Masalah utama bukan hanya tentang ketersediaan lapangan kerja, tetapi juga terkait dengan rendahnya keterampilan hidup atau soft skills yang sangat diperlukan di dunia kerja.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyoroti bahwa salah satu penyebab utama tingginya angka pengangguran di kalangan Gen Z adalah lemahnya kemampuan interpersonal dan komunikasi.

Survei yang dilakukan oleh Intelligent pada 2024 menguatkan fakta ini, di mana sebagian besar karyawan baru gagal beradaptasi di dunia kerja karena kekurangan motivasi (50 persen), keterampilan komunikasi yang buruk (39 persen), sikap tidak profesional (46 persen), kesulitan menerima kritik (38 persen), serta lemahnya kemampuan pemecahan masalah (34 persen).

Kondisi ini mulai disadari banyak orangtua di Indonesia, terutama generasi milenial yang mulai mencari solusi terbaik untuk mempersiapkan masa depan anak-anak mereka, yang merupakan Gen Alpha.

Berdasarkan studi "New Asian Learning Experience" yang dilakukan oleh HP Indonesia pada 2024 terhadap 500 orangtua di lima kota besar, 97 persen responden setuju bahwa anak-anak mereka membutuhkan pendidikan yang menyeluruh.

Selain kemampuan akademik, orangtua ingin anak-anak mereka dibekali dengan keterampilan penting seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan kecerdasan emosional—keterampilan yang saat ini kurang diajarkan dalam kurikulum akademik.

Lebih dari 90 persen orangtua percaya bahwa kemampuan komunikasi yang baik dan berpikir kreatif sangat penting untuk masa depan anak-anak mereka, Gen Alpha, dan sekitar 68 persen merasa bahwa kurikulum Indonesia perlu lebih fokus pada pengembangan kreativitas.

Menanggapi tantangan ini, Algonova Indonesia hadir dengan program pembelajaran yang tidak hanya mengajarkan

dan

(Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika), tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial yang esensial seperti komunikasi, kreativitas, kerja tim, dan adaptabilitas.

Program tersebut mengutamakan metode pembelajaran berbasis proyek yang mengajak para Gen Alpha ini untuk berkolaborasi, berpikir kreatif, serta memecahkan masalah secara bersama-sama.

"Kami percaya bahwa kesuksesan masa depan anak-anak tidak hanya bergantung pada kemampuan akademik. Kami ingin anak-anak menjadi pribadi yang tidak hanya pintar secara teknis, tetapi juga tangguh secara sosial. Pendekatan kami yang menyenangkan dan kolaboratif mendorong anak-anak untuk berani mengungkapkan ide, beradaptasi dengan situasi baru, dan bekerja sama menyelesaikan tantangan," ungkap Taufiq Wisnu, COO Algonova Indonesia.

Halaman Selanjutnya

Selain kemampuan akademik, orangtua ingin anak-anak mereka dibekali dengan keterampilan penting seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan kecerdasan emosional—keterampilan yang saat ini kurang diajarkan dalam kurikulum akademik.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |