VIVA – Ibadah haji tahun 2025 resmi dimulai dengan pemberangkatan Gelombang I jemaah dari Indonesia ke Tanah Suci pada Jumat, 2 Mei 2025.
Sehari sebelumnya, pada 1 Mei, para calon jemaah telah memasuki asrama haji untuk menjalani serangkaian persiapan sebelum keberangkatan.
Kementerian Agama tetap mencanangkan program Haji Ramah Lansia untuk musim haji 2025. Perhatian besar memang tertuju pada kelompok lansia yang menjadi prioritas dalam penyelenggaraan tahun ini.
Data dari Siskohat (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu) menunjukkan bahwa dari total 7.412 jemaah yang diberangkatkan pada hari pertama, sebanyak 1.617 orang atau sekitar 21,8 persen merupakan jemaah lansia.
Keberangkatan jemaah lansia tersebar dalam 19 kloter dari berbagai embarkasi seperti Jakarta, Solo, Surabaya, Batam, Makassar, hingga Lombok.
Pesawat pertama yang mengangkut jemaah haji adalah kloter JKG 1, yang lepas landas pukul 01.17 WIB menggunakan Garuda Indonesia GA 7301. Dari 393 jemaah, 86 di antaranya adalah lansia.
Penerbangan terakhir hari itu adalah kloter JKG 4 yang terbang pukul 22.37 WIB dengan 106 lansia dari 393 calon jemaah.
Sementara itu, embarkasi Surabaya mencatatkan jumlah lansia terbanyak, yakni 124 lansia dari 376 jemaah dalam kloter SUB 2. Total dari tiga penerbangan Surabaya, terdapat 318 jemaah lansia yang diberangkatkan.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi, Abdul Aziz Ahmad, yang memantau langsung kedatangan jemaah di Madinah, menyampaikan apresiasi atas proses penyambutan dan pelayanan di hotel tempat jemaah menginap.
“Kedatangan hari ini saya lihat baik, sangat baik, lancar. Kemudian jamaahnya juga tidak terlalu kelihatan lelah. Walaupun ini perjalanan sangat panjang, tapi tetap kelihatan lebih segar,” ujarnya di Madinah, Jumat lalu.
Calon haji asal Kabupaten Kediri Sri Dewi Sudarwati (tengah)
Ia juga menyoroti efektivitas skema fast track yang mempermudah proses kedatangan.
“Mudah-mudahan semua proses, walaupun ada yang tidak pakai fast track, itu tetap tidak terlalu lama di bandara. Karena sekarang ini musim panas, sehingga kalau terlalu lama di airport, itu bisa melelahkan jamaah,” jelasnya.
Untuk mendukung kelancaran ibadah, pemerintah telah menyiapkan layanan khusus bagi jemaah lansia dan risiko tinggi (risti), termasuk pelatihan petugas terkait skema murur (melintas di Muzdalifah tanpa turun) dan tanazul (pemulangan bertahap).
Sementara itu, menjelang puncak haji pada 5 Juni 2025 (9 Zulhijjah 1446 H), seluruh juru masak asal Indonesia yang bertugas di Tanah Suci mendapat pelatihan khusus. Mereka akan ditempatkan di 55 dapur di Makkah dan Madinah untuk menyajikan menu Nusantara guna menjaga kualitas dan cita rasa.
Petugas mengingatkan agar para jemaah menjaga kesehatan, mengingat suhu di Makkah dapat mencapai 38-39 derajat Celsius. Himbauan terus disampaikan agar jemaah tetap terhidrasi, memakai tutup kepala, dan menggunakan kacamata hitam demi menjaga stamina hingga puncak ibadah haji.
Halaman Selanjutnya
“Kedatangan hari ini saya lihat baik, sangat baik, lancar. Kemudian jamaahnya juga tidak terlalu kelihatan lelah. Walaupun ini perjalanan sangat panjang, tapi tetap kelihatan lebih segar,” ujarnya di Madinah, Jumat lalu.