Indonesia Rayu AS Lewat Negosiasi Dagang, TKDN Masuk Daftar Evaluasi

1 week ago 12

Selasa, 8 April 2025 - 16:58 WIB

Jakarta, VIVA – Pemerintah Indonesia tengah bersiap menghadapi tekanan global akibat kebijakan tarif impor yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump. Di tengah situasi global yang tidak menentu ini, Indonesia memilih langkah negosiasi strategis ketimbang konfrontasi.

Langkah ini diambil sebagai bagian dari diplomasi ekonomi untuk menjaga keberlanjutan hubungan dagang, khususnya dengan Amerika Serikat, yang menerapkan tarif impor 32 persen untuk Indonesia.

"Goncangan dunia akibat negara yang ekonominya terkuat, membuat kebijakan peningkatan tarif kepada negara. Ini bisa dikatakan menimbulkan ketidakpastian dunia, banyak negara yang cemas,” ujar Presiden RI Prabowo Subianto dalam Sarasehan Ekonomi, Selasa, 8 April 2025.

Terkait ini, dia menegaskan pentingnya kemandirian ekonomi bangsa. “Padahal sebenarnya pendiri-pendiri bangsa kita dari sejak dulu dan termasuk saya, bertahun-tahun saya ingatkan, mari kita bangun ekonomi kita dengan sasaran berdiri di atas kaki kita sendiri," ujarnya.

Lebih lanjut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia akan mengambil jalur diplomatik melalui negosiasi dagang. "Arahan Bapak Presiden untuk merespons ini dalam beberapa kali pembicaraan dan rapat, Indonesia memilih jalur negosiasi karena Amerika adalah mitra strategis," kata Airlangga.

Salah satu langkah konkret yang tengah dipertimbangkan adalah evaluasi terhadap aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), khususnya untuk investasi asing seperti yang berada di Batam. Dia juga mengungkap bahwa perjanjian dagang dan investasi seperti Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) yang terakhir diperbarui tahun 1996 akan direvitalisasi.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto

Photo :

  • YouTube VIVA.co.id

“Malaysia juga akan mendekati Indonesia melakukan perjanjian TIFA dan sejumlah kebijakan antara lain deregulasi non-tariff measures, ini antara lain yang diminta Amerika, ICT untuk TKDN, terutama dari investasi Amerika yang ada di Pulau Batam. Sebetulnya, Amerika memberikan keleluasaan untuk free trade zone, jadi ini menjadi bahan kita untuk bernegosiasi karena mereka akan invest data center baik Oracle, Microsoft, maupun terkait trade,” jelas Airlangga.

Pemerintah juga tengah mengevaluasi berbagai kebijakan hingga ingin menyeimbangkan neraca perdagangan. “Vietnam minta di-nolkan tidak direspons karena mereka tidak melakukan komitmen untuk mem-balance neraca,” tambahnya.

Sebagai bagian dari solusi, Indonesia juga akan meningkatkan impor produk-produk Amerika yang tidak diproduksi di dalam negeri. “Tapi arahan presiden kita akan meningkatkan produk dari Amerika terutama agrikultur yang kita tidak punya seperti soyabean dan wheat," jelasnya.

Kemudian, sambung dia, pembelian engineering product, serta LPG dan LNG dari Amerika. "Tetapi itu realokasi pembelian, jadi tidak mengganggu APBN. Kemudian juga memberikan insentif fiskal dan non-fiskal agar import dari Amerika bisa masuk dan daya saing eksport kita meningkat," kata Airlangga.

Halaman Selanjutnya

“Malaysia juga akan mendekati Indonesia melakukan perjanjian TIFA dan sejumlah kebijakan antara lain deregulasi non-tariff measures, ini antara lain yang diminta Amerika, ICT untuk TKDN, terutama dari investasi Amerika yang ada di Pulau Batam. Sebetulnya, Amerika memberikan keleluasaan untuk free trade zone, jadi ini menjadi bahan kita untuk bernegosiasi karena mereka akan invest data center baik Oracle, Microsoft, maupun terkait trade,” jelas Airlangga.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |