Kadin Ungkap Investasi China Bisa Percepat Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

1 day ago 6

Jakarta, VIVA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong investasi infrastruktur berkelanjutan sebagai bagian dari Belt and Road Initiative (BRI) untuk menciptakan masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua Umum Bidang Infrastruktur Kadin Indonesia, Rico Rustombi dalam acara Inaugural Global Business Summit on Belt and Road Infrastructure Investment for Better Business, Better World, and Sustainable Development Goals yang berlangsung di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta Pusat, pada Minggu, 25 Mei 2025.

Rico menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan mitra global. "Tujuan kita sangat jelas, yakni membuka jalan menuju pembangunan berkelanjutan melalui investasi infrastruktur yang berani, memastikan masa depan yang lebih cerah dan inklusif untuk semua," ujarnya dikutip dalam keterangan resmi, Senin, 26 Mei 2025. 

Menurut Rico, pertemuan ini bukan hanya sekadar acara seremonial, melainkan wadah konvergensi ide dan landasan perubahan transformatif. Rico juga menggarisbawahi bahwa dunia menghadapi tantangan besar, seperti perubahan iklim, alokasi sumber daya, dan pasar yang cepat berubah, sehingga memerlukan kerja sama yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Summit ini mewujudkan semangat persatuan dan visi jangka panjang. Kita di sini untuk membangun kepercayaan, bertukar ide, dan bertindak tegas demi lingkungan bisnis yang lebih baik dan dunia yang lebih baik," kata Rico.

Konsep Belt and Road Initiative.

Photo :

  • VIVA.co.id/Dusep Malik

Rico menambahkan bahwa Indonesia, melalui peran aktifnya dalam BRI berada di posisi strategis untuk tidak hanya meraih manfaat dari perdagangan dan investasi global, tetapi juga untuk membagikan kekuatan uniknya kepada dunia.

“Kita adalah bangsa yang memadukan tradisi dan inovasi. Kemampuan kita untuk
menyelaraskan kebijakan ekonomi progresif dengan pelestarian budaya dan lingkungan akan menjadi dasar kesuksesan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Rico juga menyebut bahwa Indonesia memiliki peluang strategis dalam BRI. 

“Peran investasi China di Indonesia, dari sisi Kadin, tentu kita melihat ini salah satu opsi untuk mempercepat investasi di Indonesia dalam rangka mensukseskan program Asta Cita Pak (Presiden RI) Prabowo (Subianto) yang menargetkan 8% pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Menurutnya, Kadin telah menginisiasi diskusi dengan seluruh BRI yang mencakup sector energi terbarukan, pengembangan modal manusia, teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), serta pengembangan alat kesehatan.

“Inisiatif One Belt and One Road ini sangat membantu Kementerian Investasi untuk
mempercepat proses investasi di Indonesia,” jelas Rico.

Ia menambahkan, Kadin berharap dapat memperkuat keterlibatan sektor usaha Indonesia dengan mitra pengusaha China. “Ada beberapa dunia usaha Kadin yang sudah berhasil menjalin kerja sama investasi berbasis Environmental Sustainability Goals (ESG). Ini mengacu kepada Sustainable Development Goals (SDGs),” kata Rico.

Rico juga menyebut bahwa diskusi dalam acara tersebut menyoroti sektor-sektor strategis, termasuk inisiatif penyediaan makan bergizi gratis (MBG) yang mengedepankan ketahanan pangan dan teknologi canggih dari China.

“Teknologi mutakhir dari Tiongkok (China) akan dibawa ke Indonesia untuk memastikan masyarakat tidak lagi kekurangan gizi,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, menegaskan bahwa pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam lima tahun mendatang guna mencapai visi Indonesia Emas 2045 sekaligus memperkuat pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

“Kami menargetkan investasi langsung berkualitas sekitar 815 miliar dolar AS pada periode 2025-2029, atau sekitar 15,7% dari rata-rata pertumbuhan saat ini,” kata Todotua.

Dalam kesempatan yang sama, Roving Ambassador to the Pacific dari United in Diversity Foundation Indonesia, Tantowi Yahya, menyampaikan bahwa BRI berpotensi menjadi kekuatan pemersatu di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan menurunnya kepercayaan terhadap institusi.

“Inisiatif ini (BRI), jika dijalankan dengan integritas dan keberlanjutan, bukan hanya menjembatani kawasan, tetapi juga menyatukan aspirasi dan tindakan, kemakmuran dan tujuan,” kata Tantowi.

Ia menegaskan pentingnya membangun kepercayaan sebagai fondasi masa depan bersama.

“Tanpa kepercayaan, tidak ada kerja sama. Tanpa kerja sama, tidak ada pembangunan berkelanjutan,” tutup Tantowi.

Sebagai informasi, Inaugural Global Business Summit on Belt and Road Infrastructure Investment berfungsi sebagai platform untuk menyatukan berbagai pemangku kepentingan dari berbagai sektor-sektor publik, swasta, filantropi, masyarakat sipil, organisasi internasional, akademisi dan pemuda dari China, Indonesia, dan kawasan untuk memperdalam komitmen dan mendorong tindakan kolektif. 

Dan Belt and Road Initiative (BRI) atau di China biasa disebut dengan The One Belt One Road adalah sebuah strategi pembangunan infrastruktur global yang diluncurkan oleh pemerintah China pada tahun 2013. Tujuan utama BRI adalah untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi antara China dan negara-negara lain di Asia, Eropa, dan Afrika.

BRI terdiri dari dua komponen utama:

1. Silk Road Economic Belt: jalur darat yang menghubungkan China dengan Eropa melalui Asia Tengah dan Rusia.

2. 21st Century Maritime Silk Road: jalur laut yang menghubungkan China dengan Asia Tenggara, Afrika, dan Eropa melalui laut.BRI telah menjadi salah satu inisiatif ekonomi terbesar di dunia, dengan lebih dari 150 negara dan organisasi internasional yang terlibat.

Halaman Selanjutnya

“Kita adalah bangsa yang memadukan tradisi dan inovasi. Kemampuan kita untukmenyelaraskan kebijakan ekonomi progresif dengan pelestarian budaya dan lingkungan akan menjadi dasar kesuksesan,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |