Kedubes AS Bantah Rencana Relokasi Warga Palestina di Gaza ke Libya

2 hours ago 1

Senin, 19 Mei 2025 - 12:30 WIB

Tripoli, VIVA – Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Libya membantah laporan yang menyebut bahwa Washington tengah menyusun rencana untuk merelokasi warga Palestina dari Jalur Gaza ke Libya.

Penegasan ini muncul setelah laporan dari NBC News pada Kamis lalu yang menyatakan bahwa pemerintahan mantan Presiden Donald Trump tengah merancang rencana pemindahan permanen terhadap sekitar satu juta warga Palestina dari Gaza ke Libya.

NBC News mengutip lima sumber yang mengetahui persoalan ini, termasuk dua orang dengan informasi langsung dan seorang mantan pejabat AS.

“Laporan tentang dugaan rencana untuk merelokasi warga Gaza ke Libya tidak benar,” kata Kedutaan Besar AS melalui pernyataan, dikutip dari Arab News, 19 Mei 2025.

Sementara itu, Pemerintah Persatuan Nasional yang berbasis di Tripoli dan diakui secara internasional belum memberikan komentar terkait kabar tersebut.

Donald Trump, yang kembali aktif di panggung politik, sebelumnya memang pernah menyampaikan keinginannya agar Amerika Serikat mengambil alih Jalur Gaza dan memindahkan warga Palestina ke lokasi lain.

Warga Palestina sendiri dengan tegas menolak gagasan apa pun yang melibatkan mereka meninggalkan tanah airnya.

Mereka membandingkan ide itu dengan "Nakba" atau "malapetaka" tahun 1948, saat ratusan ribu orang terusir dari rumah mereka dalam perang yang kemudian mengarah pada terbentuknya negara Israel.

Ketika Trump pertama kali melontarkan ide ini saat menjabat sebagai presiden, ia menyatakan keinginannya agar negara sekutu AS seperti Mesir dan Yordania menerima warga Gaza.

Namun, kedua negara tersebut menolak, dan rencana itu pun menuai kecaman luas dari Palestina, negara-negara Arab, serta Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyebutnya sebagai bentuk pembersihan etnis.

Pada bulan April lalu, Trump kembali menyampaikan bahwa warga Palestina bisa dipindahkan "ke berbagai negara, dan ada banyak negara yang akan melakukan itu."

Saat kunjungannya ke Qatar minggu ini, Trump kembali menegaskan ambisinya terhadap wilayah Gaza. Ia menyatakan ingin wilayah tersebut menjadi "zona kebebasan" dan mengatakan tidak ada lagi yang perlu diselamatkan di sana.

Trump juga pernah menyatakan bahwa ia ingin mengubah Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah."

Halaman Selanjutnya

Mereka membandingkan ide itu dengan "Nakba" atau "malapetaka" tahun 1948, saat ratusan ribu orang terusir dari rumah mereka dalam perang yang kemudian mengarah pada terbentuknya negara Israel.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |