Kemlu Pastikan Tak Ada WNI yang Jadi Korban Tewas Ledakan di Pelabuhan Iran

10 hours ago 8

Jakarta, VIVA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengatakan bahwa tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI), yang menjadi korban ledakan di pelabuhan terbesar Iran.

Diketahui, pada Sabtu, 26 April 2025 terjadi ledakan di Shahid Rajaee, salah satu pelabuhan di Bandar Abbas, dan menewaskan 25 orang serta melukai 800 lainnya. Ledakan dicurigai berasal dari bahan kimia dari tank gas.

"KBRI Tehran melaporkan bahwa hingga saat ini tidak ada laporan WNI menjadi korban ledakan tersebut," kata juru bicara Kemlu, Rolliansyah Soemirat dalam keterangan tertulis, Minggu 27 April 2025.

Menurut Roy, begitu ia karib disapa, terdapat 385 WNI berada di Iran. Sebagian besar mahasiswa tinggal di Qom dan banyak WNI lainnya tinggal di Tehran, Ibu Kota Iran.

"Tidak ada WNI tinggal di Bandar Abbas," sambung Roy.

Bandar Abbas merupakan daerah pelabuhan penting di Iran yang berbatasan dengan Qatar dan PEA. Tahun lalu, terdapat 2 WNI yang menjadi ABK di Bandar Abbas, namun keduanya sudah kembali ke Indonesia.

"KBRI Tehran telah berkoordinasi dengan Otoritas di Iran dan komunitas WNI di berbagai wilayah di Iran untuk memastikan keselamatan mereka," ungkapnya.

Kemlu dan KBRI Tehran juga akan terus memantau kondisi WNI di Iran secara berkala.

"Bagi WNI yag membutuhkan bantuan dapat menghubungi Hotline KBRI Tehran melalui nomor +989024668889."

Sebelumnya diwartakan, Korban ledakan dahsyat di salah satu pelabuhan utama Iran telah menewaskan 25 orang dan 800 lainnya luka-luka, menurut pihak berwenang.

Ledakan itu terjadi di Shahid Rajaee, pelabuhan komersial terbesar di negara itu, dekat kota selatan Bandar Abbas pada Sabtu pagi, 26 April 2025.

Melansir dari BBC Internasional, Minggu 27 April 2025, ledakan itu menghancurkan jendela dan atap gedung-gedung di dekatnya serta menghancurkan mobil-mobil. Warga juga merasakan dampak ledakan hingga sejauh 50 km (31 mil).

"Enam orang masih belum diketahui keberadaannya," menurut media pemerintah.

Video yang diverifikasi oleh BBC menunjukkan api semakin membesar, dengan orang-orang kemudian melarikan diri dari ledakan itu dan yang lainnya terluka di jalan-jalan yang dikelilingi oleh puing-puing yang berasap.

"Seluruh gudang dipenuhi asap, debu, dan abu. Saya tidak ingat apakah saya masuk ke bawah meja atau terlempar ke sana karena ledakan," kata seseorang yang berada di area tersebut kepada TV pemerintah Iran.

Rekaman udara menunjukkan sedikitnya tiga area terbakar dan menteri dalam negeri Iran kemudian mengonfirmasi bahwa api menyebar dari satu kontainer ke kontainer lainnya.

Sekolah dan kantor di wilayah tersebut telah diperintahkan untuk tetap tutup pada hari Minggu.

Salah satu konsultan risiko maritim swasta mengatakan bahwa mereka yakin kontainer yang terkena dampak tersebut berisi bahan bakar padat yang ditujukan untuk rudal balistik.

"Kebakaran tersebut merupakan akibat dari penanganan yang tidak tepat terhadap pengiriman bahan bakar padat yang dimaksudkan untuk digunakan dalam rudal balistik Iran," kata Ambrey Intelligence.

Ambrey menambahkan bahwa mereka mengetahui bahwa sebuah kapal berbendera Iran membuang bahan bakar roket natrium perklorat di pelabuhan pada bulan Maret 2025.

Surat kabar Financial Times sebelumnya melaporkan bahwa dua kapal telah mengirimkan bahan bakar ke Iran dari China.

Menurut saksi mata, ledakan itu terjadi setelah kebakaran terjadi dan menyebar ke kontainer yang tidak tertutup rapat, yang menyimpan bahan yang mudah terbakar.

Pejabat bea cukai kemudian merilis pernyataan yang dilaporkan oleh TV pemerintah Iran yang mengatakan ledakan itu mungkin disebabkan oleh kebakaran yang terjadi di depot penyimpanan bahan kimia dan hazmat.

Dalam pembaruan selanjutnya, Organisasi Penanggulangan Bencana Nasional Iran mengatakan bahwa para pejabat sebelumnya telah mengeluarkan peringatan kepada pelabuhan Shahid Rajaee mengenai penyimpanan bahan kimia yang aman.

Pelabuhan Shahid Rajaee adalah terminal terbesar dan tercanggih di Iran, yang dilalui oleh sebagian besar pengiriman komersial negara tersebut.

Pelabuhan ini terletak di Selat Hormuz, jalur pelayaran utama untuk kargo minyak, dan berjarak sekitar 20 km (12 mil) di sebelah barat Bandar Abbas, kota pelabuhan utama Iran di pantai selatannya dan lokasi pangkalan utama Angkatan Laut Iran.

Perusahaan produksi minyak nasional Iran mengatakan ledakan di pelabuhan tersebut "tidak ada hubungannya" dengan kilang minyak, tangki bahan bakar, dan jaringan pipa negara tersebut.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian telah menyampaikan penyesalan dan simpati yang mendalam bagi para korban. 

Ia juga mengumumkan penyelidikan pemerintah dan mengirim menteri dalam negeri ke wilayah tersebut untuk memimpin penyelidikan tersebut.

Halaman Selanjutnya

Sebelumnya diwartakan, Korban ledakan dahsyat di salah satu pelabuhan utama Iran telah menewaskan 25 orang dan 800 lainnya luka-luka, menurut pihak berwenang.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |