Washington, VIVA – Amerika Serikat dan Arab Saudi semakin dekat menuju kemitraan strategis di bidang energi, termasuk rencana besar pengembangan nuklir komersial di wilayah kerajaan.
Menteri Energi AS Chris Wright mengonfirmasi bahwa kesepakatan besar akan segera diteken, dan perjanjian nuklir bisa tercapai dalam hitungan bulan.
Bendera Amerika Serikat (AS).
Dalam wawancara eksklusif dengan Al Arabiya News, dikutip Selasa, 15 April 2025, menjelang kunjungan Presiden Donald Trump ke Saudi bulan depan, Wright mengungkap bahwa kedua negara sedang bersiap menandatangani kerja sama energi berskala luas dalam waktu dekat.
"Saya pikir dalam jangka pendek, kami akan menandatangani perjanjian yang lebih luas tentang kerja sama di seluruh bidang energi, dalam kemitraan, dalam investasi, dalam investigasi. Nuklir tentu saja menjadi salah satu bidang itu," ujar Wright, pada Minggu, 13 April 2025, waktu setempat.
Meski belum final, Wright optimistis perjanjian khusus mengenai pengembangan nuklir sipil akan menyusul setelahnya.
"Untuk mendapatkan perjanjian khusus untuk bermitra dalam pengembangan nuklir komersial di Arab Saudi, hal itu akan memakan waktu sedikit lebih lama, itu akan memakan waktu berbulan-bulan, bukan berminggu-minggu, tetapi Anda akan mewujudkannya. Saya pikir itu dimungkinkan," jelasnya.
Kunci utama realisasi proyek ini adalah penandatanganan Perjanjian 123, sebuah kesepakatan hukum yang diwajibkan berdasarkan Undang-undang Energi Atom AS untuk memastikan kerja sama nuklir sipil tidak berkontribusi pada proliferasi senjata.
"Iya, tentu saja," tegas Wright saat ditanya apakah Perjanjian 123 menjadi syarat mutlak.
"Itu tidak akan terjadi tanpa perjanjian itu. Kita memerlukan Perjanjian 123 dan kerangka kerja yang lebih luas dan spesifik tentang bagaimana kita akan bekerja sama dan bagaimana segala sesuatunya akan berjalan," imbuhnya.
Kunjungan Wright ke Riyadh dianggap sebagai bagian dari upaya pemerintahan Trump untuk memperkuat kembali hubungan dengan kawasan Teluk, terutama menjelang kunjungan luar negeri Presiden ke Saudi bulan depan—sama seperti langkah simbolik serupa yang dilakukan pada masa jabatan pertamanya.
VIVA Militer: Presiden Donald Trump dan Pangeran Mohammed bin Salman
Lebih dari sekadar nuklir, Wright menegaskan bahwa dialog mencakup seluruh spektrum energi modern.
"Kami berbicara soal minyak, gas alam, tenaga surya, penyimpanan energi, aliran air, dan industri," katanya.
Rencana kunjungan Trump ke Saudi bulan depan dipandang sebagai sinyal penguatan aliansi ekonomi dan strategis AS dengan kawasan Teluk—membuka babak baru dalam diplomasi energi global.
Halaman Selanjutnya
"Itu tidak akan terjadi tanpa perjanjian itu. Kita memerlukan Perjanjian 123 dan kerangka kerja yang lebih luas dan spesifik tentang bagaimana kita akan bekerja sama dan bagaimana segala sesuatunya akan berjalan," imbuhnya.