Laba Operasional Honda di 2024 Jauh di Bawah Target, Tarif Impor AS Jadi Ancaman Serius

4 hours ago 3

Selasa, 13 Mei 2025 - 20:04 WIB

Jakarta, VIVA – Raksasa otomotif asal Jepang, Honda, gagal memenuhi ekspektasi pasar. Kinerja keuangan pada kuartal IV-2024 suram karena pendapatan operasional jauh di bawah perkiraan pasar. 

Honda Motor Co. Ltd mencatat pendapatan sesuai perkiraan LSEG sebesar 5,36 triliun yen setara Rp 603,5 triliun (estimasi kurs Rp 112,5). Laba operasional jauh dari estimasi, yakni hanya membukukan 73,5 miliar yen dimana proyeksi LSEG sebesar 275,52 miliar yen.

Sepanjang tahun 2024, perusahaan mengantongi total pendapatan keseluruhan sebesar 21,69 triliun yen. Hasil tersebut menunjukkan kenaikan 6,2 persen secara year on year (yoy) sekaligus melampaui estimasi rata-rata pasar sebesar 21,63 triliun yen.

Sementara itu, laba operasional pada tahun 2024 senilai 1,21 triliun yen. Nilainya anjlok 12,2 persen dibandingkan estimasi LSEG sebesar 1,41 triliun yen. Begitu pula, laba bersih tahunan merosot 24,5 persen menjadi 835,84 miliar. 

Mobil listrik Honda e:N1

Photo :

  • VIVA.co.id/Muhammad Indra Nugraha

Dikutip dari CNBC Internasional pada Selasa, 13 Mei 2025, bisnis sepeda motor mencapai rekor penjualan dan laba operasional tertinggi. Produk mobil dari Honda mengalami penurunan penjualan di China dan Asia Tenggara.

Di sisi lain, penjualan kendaraan listrik hibrida meningkat di wilayah Amerika Utara. Hal ini karena adanya insentif lebih tinggi yang diberikan terhadap kendaraan listrik di negara bagian tersebut. 

Honda menjadi salah satu perusahaan yang menghadapi tantangan atas tarif impor yang ditetapkan Presiden Donald Trump. Jepang dikenakan bea masuk sebesar 25 persen sehingga dinilai dapat memengaruhi penjualan Honda di negara Paman Sam. 

Menurut data pasar mobil dari AS Carpro, produsen mobil asal Asia menguasai enam dari delapan produsen mobil teratas di AS jika dilihat dari volume penjualan. Honda menempati posisi keempat pada tahun 2024.

Pada Maret 2025, Honda dilaporkan telah memutuskan kontrak produksi Civic hybrid di negara bagian Indiana dan AS. Ini bertujuan menghindari potensi tarif pada salah satu model mobil terlarisnya. 

Akibat tarif impor, laba bersih Honda diprediksi mengalami penurunan sebesar 70,1 persen menjadi 250 miliar yen. Sedangkan, pendapatan diproyeksi anjlok 6,4 persen menjadi 20,3 triliun yen.

"Ke depannya, perusahaan akan menilai dampak kebijakan tarif secara cermat dan memperluas langkah pemulihan sambil menargetkan pertumbuhan lebih lanjut dalam laba operasi," papar Manajemen Honda Motor.

Halaman Selanjutnya

Honda menjadi salah satu perusahaan yang menghadapi tantangan atas tarif impor yang ditetapkan Presiden Donald Trump. Jepang dikenakan bea masuk sebesar 25 persen sehingga dinilai dapat memengaruhi penjualan Honda di negara Paman Sam. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |