Kamis, 22 Mei 2025 - 16:00 WIB
VIVA – Legenda Manchester United, Rio Ferdinand, melontarkan kritik tajam terhadap keputusan pelatih Ruben Amorim yang mencadangkan Alejandro Garnacho dalam laga final Liga Europa melawan Tottenham Hotspur.
Pertandingan yang digelar di San Mames itu berakhir tragis bagi Setan Merah. Brennan Johnson menjadi pahlawan Spurs lewat gol tunggalnya yang memastikan kemenangan 1-0 dan sekaligus mengakhiri puasa gelar Tottenham selama 17 tahun. Kemenangan ini juga membawa tim asuhan Ange Postecoglou ke Liga Champions musim depan.
Gol Johnson tercipta menjelang turun minum. Aksi cepatnya di kotak enam yard membuat Luke Shaw kelabakan saat mencoba menghalau umpan silang Pape Matar Sarr. Bola justru memantul dari Shaw dan bersarang ke gawang Andre Onana.
Hasil ini memperpanjang penderitaan MU yang mencatatkan musim terburuk dalam 51 tahun terakhir. Meski sukses melaju ke final Liga Europa, performa mereka di Liga Inggris terjun bebas, hanya menang 6 kali dari 26 laga sejak Amorim mengambil alih kursi pelatih pada November lalu.
Namun sorotan terbesar datang dari keputusan Amorim yang mendadak mencadangkan Garnacho—pemain muda yang tampil reguler dan impresif di setiap fase gugur kompetisi ini. Sang pelatih lebih memilih Mason Mount sebagai starter.
“Saya merasa Mason saat ini memberi keseimbangan berbeda,” ujar Amorim kepada TNT Sports jelang laga. “Ia memperkuat lini tengah dan penting untuk menahan overload dari Tottenham di sektor dalam. Kami butuh pemain kaki kanan di posisi itu.”
Menariknya, Ferdinand sebelumnya sempat mendukung keputusan tersebut. Namun usai laga, mantan bek MU itu berubah nada dan menilai Garnacho seharusnya dimainkan sejak awal.
“Itu salah satu keputusan yang patut dipertanyakan,” kata Ferdinand kepada TNT Sports. “Amorim memilih Mount, tapi kami tidak punya pemain yang bisa menekan ke belakang pertahanan lawan. Garnacho sudah melakukan itu sepanjang musim. Dia memberi ancaman nyata dan kita tidak melihat Tottenham kesulitan dalam hal itu.”
Kritik tak hanya datang dari publik, tapi juga dari keluarga Garnacho. Kakaknya, Robert Garnacho, melampiaskan kekecewaannya lewat media sosial.
“Bekerja lebih keras dari siapa pun, bantu di setiap babak, cetak 2 gol di 2 final terakhir, tapi hanya dimainkan 19 menit dan langsung disalahkan, wowe hajjahhahaha,” tulisnya di Instagram.
Amorim sendiri tak menutup kemungkinan untuk mundur. Ia bahkan menyatakan siap pergi tanpa kompensasi dan tanpa diskusi, jika dewan direksi klub menganggap waktunya sudah habis.
Namun, Ferdinand menilai Amorim masih layak diberi kesempatan. “Dia butuh waktu. Filosofinya belum sepenuhnya tertanam,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
“Itu salah satu keputusan yang patut dipertanyakan,” kata Ferdinand kepada TNT Sports. “Amorim memilih Mount, tapi kami tidak punya pemain yang bisa menekan ke belakang pertahanan lawan. Garnacho sudah melakukan itu sepanjang musim. Dia memberi ancaman nyata dan kita tidak melihat Tottenham kesulitan dalam hal itu.”