Jakarta, VIVA — Anggota Komisi II DPR RI, Ahmad Ali menyambut baik kesanggupan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) untuk memprioritaskan fresh graduate atau lulusan baru dalam rangka pemenuhan kebutuhan penataan dan penempatan ASN tahun 2025.
"Ini langkah visioner menatap Indonesia Emas tahun 2024, fresh graduate cenderung mudah beradaptasi dengan teknologi baru dan berbagai perubahan, serta membawa perspektif dan ide cemerlang, segar, dan inovatif," kata anggota Fraksi PKB itu kepada wartawan, Kamis, 6 Maret 2025.
Diketahui, prioritas penerimaan fresh graduate itu telah diputuskan dalam rapat Komisi II bersama Kemenpan RB, pada Rabu, 5 Maret 2025.
Hasil rapat tersebut menyimpulkan, dalam rangka pemenuhan atas kebutuhan penataan dan penempatan ASN untuk mendukung berbagai program prioritas pembangunan nasional sesuai Asta Cita, Komisi II meminta Kemenpan RB melakukan penyelarasan formasi, jabatan, dan penempatan dalam seleksi CPNS dan PPPK.
Ilustrasi tes cpns.
Photo :
- ANTARA FOTO/Umarul Faruq
"Seleksi itu berdasarkan kompetensi dan talenta terbaik bangsa dengan memperioritaskan fresh graduate untuk meningkatkan kualitas birokrasi menuju Indonesia Emas tahun 2045," kata Gus Ali, begitu ia karib disapa.
Politikus dari dapil Malang Raya, Jawa Timur itu lantas berharap, kesepakatan RDPU dapat dilaksanakan Kemenpan RB dengan penuh tanggung jawab.
Dia mengatakan, dengan memberikan prioritas bagi fresh graduate merupakan peluang emas yang tidak saja memotivasi mahasiswa/pembelajar untuk menyelesaikan studi dengan tingkatan dan prestasi yang baik, tapi juga menyemangati orang tua untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya.
Selain itu, negara telah hadir pada persoalan kebangsaan akibat rendahnya minat belajar di Indonesia. Diketahui, Programme for International Student Assessment (PISA) memberikan penilaian Indonesia berada di peringkat ke-74 dari 79 negara yang ikut serta dalam penilaian.
Menurut Gus Ali, rendahnya minat belajar bangsa Indonesia juga dipengaruhi ketiadaan prioritas bagi lulusan baru, terutama dari perguruan tinggi. Karena itu, dia menilai, ini adalah langkah cerdas untuk memotivasi minat belajar dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kendati tergolong rendah minat belajar, tapi karena populasi yang besar, menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pertambahan lulusan baru dari perguruan tinggi atau fresh graduate di Indonesia mencapai lebih dari 1.000.000 jiwa setiap tahun.
Misal, pada 2019 mencapai 2,42 juta, pada 2020 menjadi 2,47 juta lulusan, Masalahnya, angka pengangguran bagi fresh graduate juga cukup tinggi. Pada Agustus 2024, tercatat sebanyak 842.378 orang fresh graduate menganggur.
Gus Ali juga menjelaskan, walaupun prosentase pemeringkatan minat belajar bangsa Indonesia tergolong rendah, tapi berdasar riset International Institute for Management Development (IMD) World Talent Ranking (WTR) 2024, menunjukkan bahwa kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia naik ke peringkat 46 dunia.
"Ini sebuah kabar yang menggembirakan, bangsa kita itu pintar, masalahnya pengangguran di kalangan fresh graduate cukup tinggi akibat langkanya kesempatan kerja, saya haqqul yaqin bila Menpan RB menjalankan amanah ini dengan benar, Indonesia akan dapat mewujudkan visi Indonesia Emas 2045," katanya.
Halaman Selanjutnya
Selain itu, negara telah hadir pada persoalan kebangsaan akibat rendahnya minat belajar di Indonesia. Diketahui, Programme for International Student Assessment (PISA) memberikan penilaian Indonesia berada di peringkat ke-74 dari 79 negara yang ikut serta dalam penilaian.