Masa Depan Industri Pelumas di Era Kendaraan Listrik

15 hours ago 3

Selasa, 11 Maret 2025 - 10:16 WIB

Jakarta, VIVA – Meningkatnya adopsi kendaraan listrik (EV) membawa tantangan bagi industri pelumas atau oli mesin konvensional. Alasannya, kendaraan listrik tidak memerlukan banyak pelumas mesin seperti kendaraan berbahan bakar fosil.

Meski demikian, menurut Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ary Sudijanto, perusahaan pelumas masih memiliki peluang bertahan dengan berbagai strategi.

Ary menjelaskan, bahwa industri pelumas belum termasuk dalam daftar sektor yang memiliki komitmen khusus dalam kerangka pengurangan emisi karbon. Namun, industri ini tetap harus beradaptasi agar tetap relevan di tengah perubahan lanskap otomotif global.

Salah satu strategi utama adalah diversifikasi produk. Perusahaan pelumas dapat mengalihkan fokus ke produk lain seperti pelumas industri dan bahan kimia khusus.

“Contohnya, Pertamina sudah memperluas bisnisnya ke sektor kimia, termasuk produksi katalis dan berbagai produk industri lainnya,” ujarnya di acara yang digelar oleh Pertamina Lubricants, dikutip VIVA Otomotif, Selasa 11 Maret 2025.

Selain itu, perusahaan juga dapat mulai berinvestasi dalam pengembangan cairan pendingin khusus untuk kendaraan listrik, grease (gemuk) untuk komponen listrik, serta bahan kimia lainnya yang tetap dibutuhkan dalam industri otomotif.

Dengan meningkatnya kebutuhan akan teknologi pendinginan baterai dan pelumasan komponen lain pada kendaraan listrik, perusahaan pelumas dapat menemukan pasar baru yang masih berkaitan dengan inti bisnis mereka. Hal ini memungkinkan mereka untuk tetap bertahan meskipun permintaan pelumas mesin menurun.

“Jika kita ingin mendirikan industri baru, maka harus mengikuti standar lingkungan internasional terbaru. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing di pasar global, tetapi juga menjamin keberlanjutan industri dalam jangka panjang,” tambah Ary.

Hal senada diungkapkan Direktur Utama Pertamina Lubricants Werry Prayogi. Ia menyebut permintaan pelumas di pasaran masih cukup tinggi. Alasannya, penggunaan kendaraan listrik di Indonesia masih terbatas dan kontribusi penjualan pelumas tak hanya mengandalkan sektor otomotif.

“Sejauh ini tiga tahun terakhir naik terus ya, masih naik terus. Walaupun tahun kemarin lesu semuanya, tapi kiami masih bisa tumbuh market share kita,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya

“Jika kita ingin mendirikan industri baru, maka harus mengikuti standar lingkungan internasional terbaru. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing di pasar global, tetapi juga menjamin keberlanjutan industri dalam jangka panjang,” tambah Ary.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |