Masih Bayar Pakai Uang Tunai di 2025? Mungkin 7 Ketakutan Ini yang Jadi Alasannya

4 hours ago 3

Senin, 5 Mei 2025 - 18:14 WIB

Jakarta, VIVA – Di tengah kemajuan teknologi pembayaran seperti dompet digital dan tap kartu, ternyata masih banyak orang yang memilih membayar belanjaan pakai uang tunai. Kalau kamu salah satunya, tenang, kamu tidak sendiri. Tapi pernahkah kamu bertanya, kenapa kamu masih bertahan dengan cara lama ini?

Ternyata, ada sejumlah alasan tersembunyi yang bikin orang lebih nyaman bayar pakai uang fisik. Bukan cuma soal kebiasaan, tapi juga rasa takut dan kekhawatiran terhadap dunia digital yang makin terbuka. Melansir dari Small Biz Technology, berikut akan dibahas satu per satu. 

Ilustrasi pembayaran digital

1. Takut Jejak Digital Terekam

Banyak orang khawatir semua transaksi mereka tercatat dan disimpan oleh toko atau aplikasi. Misalnya, “Kalau aku beli camilan ini, nanti iklannya muncul terus gak ya?” Padahal, saat ini hampir semua aktivitas online kita, dari lokasi hingga sosial media, sudah meninggalkan jejak. Menariknya, banyak aplikasi sekarang menyediakan pengaturan privasi yang bisa kamu atur sesuai keinginan.

2. Khawatir Boros Saat Pakai Digital

Pernah nggak, kaget lihat tagihan kartu kredit yang tiba-tiba membengkak? Ini sering terjadi karena pembayaran digital terasa “gak kerasa”. Padahal, sekarang banyak aplikasi keuangan yang bisa bantu kamu atur anggaran, bahkan mengirim notifikasi kalau kamu hampir melebihi batas belanja. Bisa jadi, kamu lebih mudah mengatur keuangan lewat aplikasi daripada menghitung lembaran uang di dompet.

3. Gagap Teknologi

Untuk sebagian orang, memakai dompet digital itu seperti belajar hal baru yang bikin stres. “Gimana kalau salah pencet?” Tapi kenyataannya, sistem pembayaran sekarang dibuat super mudah. Bahkan di kasir swalayan, ada petugas yang siap bantu. Coba pelajari pelan-pelan atau minta bantuan teman. Lama-lama, kamu pun akan terbiasa.

4. Takut Identitas Dicuri

Berita soal pencurian data memang bikin ngeri. Tapi faktanya, uang tunai juga bisa hilang dan tidak bisa dilacak. Sementara kartu dan aplikasi punya fitur keamanan seperti sidik jari atau Face ID. Bahkan, kamu bisa memblokir akun kalau merasa tidak aman, sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan kalau uangmu jatuh di jalan.

5. Tidak Percaya Bank dan Korporasi

Sebagian orang masih trauma dengan biaya tersembunyi dan kejadian bank yang kolaps. Tapi sekarang, ada banyak alternatif selain bank besar: koperasi, fintech, bahkan layanan pembayaran antar teman. Beberapa di antaranya menawarkan biaya rendah atau bahkan gratis.

6. Cemas Gagal Mengatur Anggaran

Dengan uang fisik, kamu bisa langsung tahu uangmu tinggal berapa. Tapi tahukah kamu? Banyak aplikasi keuangan sekarang yang bisa meniru sistem “amplop” secara digital. Kamu tinggal isi saldo khusus belanja mingguan, dan kalau habis ya sudah, otomatis berhenti.

7. Takut Diawasi

Ada juga yang merasa kalau pakai pembayaran digital berarti gerak-geriknya bisa diawasi. Padahal, kalau kamu pakai smartphone, jejak datamu sudah tersebar di banyak tempat. Solusinya bukan menghindar dari teknologi, tapi belajar mengelola privasi, seperti mematikan lokasi atau batasi izin aplikasi.

Bayar pakai uang tunai memang bukan hal yang salah. Tapi kalau kamu masih melakukannya karena ketakutan yang belum dicek ulang, mungkin sudah waktunya coba teknologi yang justru bisa bantu hidup kamu jadi lebih praktis dan aman. Dan tenang, kamu tetap bisa simpan uang tunai di dompet untuk jaga-jaga. Siapa tahu, ada warung favorit yang masih belum menerima QRIS.

Halaman Selanjutnya

3. Gagap Teknologi

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |