Jakarta, VIVA – Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 menegaskan, komitmen bersama untuk menjaga stabilitas serta meningkatkan integrasi dan ketahanan kawasan melalui sejumlah inisiatif.
Inisiatif tersebut meliputi upaya penguatan struktur pendanaan Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM), penguatan kerja sama pembiayaan regional (regional financing arrangement) melalui amendemen perjanjian CMIM untuk operasionalisasi Rapid Financing Facility(RFF), penguatan kapasitas fiskal melalui ASEAN+3 Fiscal Policy Exchange, pengembangan pasar keuangan melalui Asian Bond Markets Initiatives (ABMI), serta penguatan kapasitas AMRO guna mendukung resiliensi kawasan.
Deputi Gubernur Filianingsih Hendarta mengatakan, hal tersebut sejalan dengan dukungan Bank Indonesia terhadap penguatan kerangka CMIM agar CMIM tetap responsif, fleksibel dan dapat membantu negara anggota mengatasi tantangan ke depan.
“Respons kebijakan Bank Indonesia dalam menghadapi tantangan saat ini melalui penguatan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran. Pandangan Bank Indonesia tersebut sejalan dengan pandangan Kementerian Keuangan yang menyampaikan bahwa sinergi terus dilakukan antara kebijakan fiskal dan moneter,” ujar Filianingsih dalam keterangannya Senin, 5 Mei 2025.
Joint Statement yang disepakati pada pertemuan tersebut juga menegaskan pentingnya diskusi isu-isu strategis seperti pembaruan Strategic Directions of theASEAN+3 Finance Process, penguatan kerangka kerja Disaster Risk Financing Initiative (DRFI), serta identifikasi ASEAN+3 Future Initiatives ke depan.
Adapun dalam konteks memperkuat stabilitas keuangan kawasan, ASEAN+3 juga menekankan pentingnya mempererat sinergi antara CMIM dengan International Monetary Fund (IMF) untuk memperkuat efektivitas jaring pengaman keuangan dunia.
Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta.
Photo :
- M Yudha P / VIVA.co.id
AFMGM+3 merupakan forum tahunan dimana Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara anggota ASEAN+3 membahas perkembangan perekonomian global dan regional, tantangan yang dihadapi oleh kawasan, serta inisiatif kerjasama ekonomi dan keuangan di kawasan ASEAN+3.
Pertemuan ini menjadi wadah penting untuk memperkuat kerjasama dan kolaborasi kawasan dalam menghadapi ketidakpastian global yang semakin meningkat, sekaligus menegaskan semangat ASEAN+3 dalam memperkuat resiliensi, inklusivitas, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah lanskap perekonomian dunia yang semakin kompleks.
Pertemuan tahun ini dipimpin oleh Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan Co-Chairmanship ASEAN+3 Tahun 2025, yaitu Malaysia dan Tiongkok. Adapun delegasi Malaysia dipimpin oleh Menteri Keuangan II Malaysia, H.E. Amir Hamzah Azizan dan Gubernur Bank Negara Malaysia, H.E. Abdul Rasheed Ghaffour, sedangkan delegasi Tiongkok dipimpin oleh Menteri Keuangan Tiongkok, H.E. Lan Fo'an dan Gubernur People Bank of China, H.E. Pan Gongsheng.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam telekonferensi pers Pengumuman Panitia Seleksi Pemilihan Calon Wakil Ketua Dewan Komisioner LPS Periode 2025-2030, Senin, 28 April 2025.
Photo :
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati dan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta. Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan dari seluruh negara anggota ASEAN serta Jepang, Korea dan Tiongkok sebagai negara +3.
Di akhir pertemuan, Filipina dan Jepang selaku Co-Chairs ASEAN+3 berikutnya telah menyampaikan rencana pelaksanaan Pertemuan AFMGM+3 ke-29 yang akan diselenggarakan di Samarkand, Uzbekistan, pada tahun 2026.
Halaman Selanjutnya
AFMGM+3 merupakan forum tahunan dimana Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara anggota ASEAN+3 membahas perkembangan perekonomian global dan regional, tantangan yang dihadapi oleh kawasan, serta inisiatif kerjasama ekonomi dan keuangan di kawasan ASEAN+3.