Mbah Tupon Dapat Dukungan Penuh dari Warga Satu RT di Bantul Lawan Mafia Tanah

1 week ago 7

Selasa, 29 April 2025 - 11:40 WIB

Yogyakarta, VIVA – Tupon Hadi Suwarno atau biasa disapa Mbah Tupon warga Desa Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY terancam kehilangan tanah dan bangunan rumahnya. Tanah seluas 1.655 meter persegi miliknya terancam hilang karena ulah mafia tanah.

Mbah Tupon, sore itu nampak duduk termenung di kursi kayu yang berada di teras rumahnya. Matanya menatap kosong ke halaman rumah dan sesekali Mbah Tupon menghela nafasnya panjang.

Pria berumur 68 tahun yang kesehariannya bertani dan memelihara hewan ternak ini lebih banyak terdiam sembari menyimpan rasa gelisahnya. Pikirannya saat ini tengah tersita karena salah satu harta berharganya yakni tanah seluas 1.655 meter persegi terancam hilang.

Masalah tanah yang sedang membelit Mbah Tupon dan keluarganya ini ternyata membuat para tetangga dan warga di RT 04, Padukuhan Ngentak, Desa Bangunjiwo bersolidaritas. Warga memberikan dukungan dan mendampingi Mbah Tupon yang saat ini tengah berjuang melawan mafia tanah demi menyelamatkan tanah miliknya.

Ketua RT 04 Padukuhan Ngemplak Agil Dwi Raharjo menyebut warga dan tetangga telah sepakat untuk mendampingi Mbah Tupon hingga kasus tersebut rampung. 

Agil menceritaka Mbah Tupon dikenal sebagai sosok yang punya jiwa sosial yang tinggi di kampung. Mbah Tupon pun juga kerap membantu warga saat dimintai pertolongan.

"Mbah Tupon ini menghibahkan tanahnya seluas 54 meter persegi untuk dibangun gudang RT dan dipakai warga sini. Mbah Tupon juga menghibahkan tanahnya seluas 90 meter persegi untuk jalan umum. Saat ini jarang kita temui orang seperti Mbah Tupon. Itu tanah yang dihibahkan sudah berapa sendiri kalau diuangkan," kata Agil dikutip Selasa, 29 April 2025.

Mbah Tupon korban mafia tanah di Bantul

Photo :

  • VIVA.co.id/Cahyo Edi (Yogyakarta)

Mbah Tupon, ujar Agil, juga aktif dalam kegiatan di kampung. Setiap kali ikut kerja bakti bersama warga lainnya, Mbah Tupon kerap menyumbangkan makanan untuk dinikmati bersama.

"Mbah Tupon juga orangnya entengan. Setiap ada kerja bakti, Mbah Tupon pasti selalu membawa telo godhog (ketela rebus), jadah dan gethuk yang dibuatnya sendiri untuk dimakan warga yang kerja bakti," urai Agil.

Agil menjabarkan usai didatangi petugas bank, Mbah Tupon dan keluarga datang ke dirinya untuk bercerita. Mendengar cerita itu, Agil kemudian mengumpulkan para pengurus RT untuk membahas permasalahan Mbah Tupon.

"Warga sepakat untuk mendampingi Mbah Tupon. Malam sebelum membuat laporan ke Polda, warga menggelar doa bersama. Kemudian warga membuat spanduk dukungan dengan ditandatangani bersama. Spanduk ini dipasang di depan rumah Mbah Tupon sebagai bentuk dukungan warga," terang Agil.

Agil menambahkan warga juga inisiatif mengumpulkan uang donasi untuk Mbah Tupon. Agil menuturkan warga berharap agar hingga kasus selesai, Mbah Tupon tidak perlu keluar uang.

"Warga pokoknya mendukung penuh perjuangan Mbah Tupon," tegas Agil.

Halaman Selanjutnya

Mbah Tupon, ujar Agil, juga aktif dalam kegiatan di kampung. Setiap kali ikut kerja bakti bersama warga lainnya, Mbah Tupon kerap menyumbangkan makanan untuk dinikmati bersama.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |