Menu Makan Bergizi Gratis Berubah Jadi Makanan Instan saat Ramadan, Masihkah Bergizi Menurut Dokter?

17 hours ago 4

Selasa, 11 Maret 2025 - 07:52 WIB

Jakarta, VIVA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan di media sosial, kali ini terkait perubahan menu saat Ramadan yang beralih ke makanan instan.

Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan paket MBG yang berbeda dari biasanya, di mana makanan instan seperti biskuit, roti, dan sereal menggantikan menu bergizi seimbang.

Akun X @barengwarga turut mengangkat isu ini melalui tagar #AwasiMBGRamadhan, membagikan potret makanan instan yang dibagikan selama bulan puasa.

Dalam unggahan tersebut, terlihat paket makanan yang berisi satu sampai dua produk instan, dilengkapi telur rebus, dua sampai tiga buah kurma, susu kemasan, serta buah seperti jeruk atau salak.

Pergantian menu ini diklaim demi kepraktisan, agar makanan dapat dibawa pulang untuk berbuka puasa. Namun, publik menyoroti aspek gizi yang justru dinilai berkurang drastis. Beberapa netizen mengkritik keras keputusan ini, menilai makanan tersebut tidak mencerminkan konsep "bergizi" yang dijanjikan.

"Kata gua mending label 'bergizi' nggak usah dipake kalo makanannya kaya gini. Ini rata-rata udah keliatan tinggi gula, seratnya rendah, nggak bergizi seimbang," tulis seorang pengguna X.

Tak hanya soal kandungan nutrisi, biaya yang rendah juga menjadi perhatian. Publik memperkirakan nilai makanan tersebut kurang dari Rp 10 ribu per paket, jauh dari ekspektasi anggaran yang diberitakan sebelumnya.

Kritik MBG dari Dokter

Keputusan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mengganti menu MBG dengan makanan instan memicu kekhawatiran para ahli. dr. Tan Shot Yen, dokter sekaligus pakar gizi masyarakat, menyebut kebijakan ini dapat membingungkan persepsi anak-anak tentang makanan sehat.

"Jika produk ultra proses dibagi di sekolah, anak akan berpikir, oh, ini asupan sehat. Kan diajarkan makan ini. Bahkan bisa jadi pengganti sarapan. Padahal jauh dari janji semula: kearifan lokal," ujar dr. Tan melalui Instagram @drtanshotyen pada Senin 10 Maret 2025.

Menurutnya, publik bisa jadi salah kaprah menganggap makanan instan aman dikonsumsi secara rutin. Padahal, berbagai penelitian menunjukkan keterkaitan makanan ultra proses dengan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan.

Program MBG yang awalnya bertujuan memberikan asupan bergizi bagi masyarakat, kini terancam kehilangan esensinya jika pengawasan tidak diperketat.

"Senin 10 Maret 2025 (2), masih ugal-ugalan, pengawasannya payah, program tanpa perencanaan matang yang tak kunjung dievaluasi," tulis @barengwarga.

Warganet berharap ada evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan ini agar kualitas gizi tetap menjadi prioritas, terutama saat bulan Ramadan.

Halaman Selanjutnya

Keputusan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mengganti menu MBG dengan makanan instan memicu kekhawatiran para ahli. dr. Tan Shot Yen, dokter sekaligus pakar gizi masyarakat, menyebut kebijakan ini dapat membingungkan persepsi anak-anak tentang makanan sehat.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |