Jakarta, VIVA – Netizen tengah menyoroti mantan Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP) Yanuar Nugroho karena menyindir program uji coba vaksin TBC yang didukung oleh Gates Foundation dan Pemerintah RI. Yanuar jadi sorotan usai unggahan melalui akun platform X.
Lewat platform X, Yanuar menyebut dana hibah senilai Rp2,6 triliun untuk uji klinis vaksin TBC sebagai bentuk 'menjual rakyat sendiri'.
“2.6T untuk uji coba vaksin. Gila. Menjual rakyat sendiri semurah itu. Siapapun yang terlibat dalam perkara ini: antara tidak punya hati, atau tidak punya otak,” tulis Yanuar lewat akun @yanuarnugroho dikutip pada Kamis, 8 Mei 2025.
Omongan Yanuar itu pun direspons netizen. Menurut netizen, pernyataan Yanuar tidak berdasar dan melemahkan upaya nyata pemberantasan TBC di Tanah Air.
Salah satu netizen dengan akun @bulelengman menyebut program uji coba vaksin TBC itu sebenarnya sudah lama. Menurut akun itu, program itu masuk prioritas dalam persoalan kesehatan untuk mengentaskan kesehatan.
“Ini program bukannya udah lama ya mas? Masuk ke program prioritas kesehatan utk pengentasan TB juga. Karena emang kita ga pernah beres TB-nya berkat rokok. Keknya salah satu alasan paspor kita lemah juga karena preseden TB ini,” tulis akun itu.
Lalu, akun @lyndaibrahim mengingatkan Yanuar bahwa uji coba vaksin adalah tahapan sah dalam proses medis.
“Mas, maaf, bukannya uji coba vaksin itu masuk dalam protokol medis? Artinya, selama tertib dilakukan dalam koridor itu, tidak ada masalah etis?” kata akun @lyndaibrahim.
Kemudian, akun @glennj mengibaratkan cara Yanuar yang menyindir justru mengabaikan urgensi masalah.
"Tren penyakit TBC terus naik hampir 1 juta jiwa. Obat ada, tapi pencegahan minim. Polemik ini sama seperti era vaksin Covid-19. Kita lupa pernah skeptis juga, tapi akhirnya kita selamat,” demikian tulis akun itu.
Sementara, akun @RodriChen menyebut dengan program itu, RI dinilai akan diuntungkan dari studi yang dilakukan.
"Karena akan lebih mudah diterjemahkan ke konteks lokal. Dan ilmuwan kita juga butuh bisa mengerjakan uji klinis. Kita tidak bisa jadi pengguna saja selamanya,” ujarnya.
Peringkat RI soal kematian TBC
Status RI saat ini menempati peringkat kedua dunia terkait kasus kematian akibat TBC. Posisi pertama ditempati India. Rata-rata, 90 ribu hingga 100 ribu orang meninggal setiap tahun karena penyakit TBC.
Kondisi tren prevalensi TBC yang sempat menurun malah kembali naik pasca pandemi Covid-19. Beberapa negara maju seperti Jepang mensyaratkan bukti bebas TBC dalam proses aplikasi visa bagi warga negara Indonesia.
Pemerintah RI menyampaikan pemberantasan TBC jadi salah satu Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto. Selain penguatan sistem deteksi dini dan pengobatan, pengembangan vaksin menjadi strategi utama.
Biofarma selaku produsen vaksin terbesar di dunia yang berbasis di Bandung, ditunjuk untuk memimpin pengembangan ini. Saat ini, Biofarma adalah produsen vaksin polio terbesar di dunia karena mengekspor ke 150 negara.
Rekam jejak Biofarma juga berhasil memproduksi vaksin Covid-19 'Merah Putih' secara mandiri.
Kemudian, Gates Foundation, pembeli vaksin polio terbesar secara global, kini mendukung pengembangan vaksin TBC oleh Biofarma.
Halaman Selanjutnya
“Mas, maaf, bukannya uji coba vaksin itu masuk dalam protokol medis? Artinya, selama tertib dilakukan dalam koridor itu, tidak ada masalah etis?” kata akun @lyndaibrahim.