Jakarta, VIVA – Mutasi di tubuh TNI menjadi sorotan, setelah muncul polemik terkait pergantian Letjen TNI Kunto Arief Wibowo dari jabatannya sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I).
Letjen Kunto sempat diumumkan akan dimutasi dan digantikan oleh Laksda TNI Hersan. Namun, mutasi tersebut mendadak dibatalkan hanya sehari kemudian.
Kejadian ini memicu tanda tanya besar dari publik termasuk dari politikus kawakan Amien Rais, Pendiri Partai Ummat itu menyindir langkah Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto yang tidak profesional.
Dalam pernyataannya, Ketua Majelis Syura Partai Ummat itu mengkritik keras kebijakan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. Ia menyayangkan proses mutasi yang dinilainya tidak menunjukkan ketegasan maupun konsistensi kepemimpinan.
“Tidak berlebihan kalau saya katakan Panglima TNI sekarang, Jenderal Agus Subiyanto, bekerja kurang profesional,” kata Amien dalam pernyataannya yang dikutip dari YouTube Amien Rais Official pada Kamis malam, 8 Mei 2025.
Amien tidak hanya menyoroti kejanggalan mutasi tersebut, tapi juga memberikan dukungan penuh kepada Letjen Kunto.
Amien Rais bahkan menyebut jenderal bintang tiga itu sangat layak untuk diusung sebagai bakal calon presiden pada Pemilu 2029.
“Dia tidak punya potongan dan jahitan sebagai jenderal koruptor. Dia punya visi, integritas, dan keberanian. Kepemimpinannya sudah teruji,” tegas Amien.
VIVA Militer: Panglima Divisi Infanteri 3/Kostrad, Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo
Photo :
- Instagram/@divif3kostrad
Letjen Kunto diketahui menjabat sebagai Pangkogabwilhan I sejak 7 Januari 2025. Namun, pada akhir April, namanya tercantum dalam daftar 237 perwira tinggi TNI yang akan dimutasi berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor 554/IV/2025.
Kepala Pusat Penerangan TNI Brigjen Kristomei Sianturi menyampaikan bahwa mutasi tersebut ditangguhkan.
Alasannya, belum seluruh rangkaian jabatan yang berkaitan siap untuk digeser, sehingga keputusan tersebut harus ditinjau ulang.
“Ternyata dari rangkaian gerbongnya, ada beberapa yang memang belum bisa bergeser saat ini. Sehingga didiskusikanlah untuk meralat atau menangguhkan,” ujar Kristomei.
Kristomei bilang keputusan mutasi murni didasarkan pada kebutuhan organisasi, bukan karena kepentingan politik atau pribadi.
Meski demikian, Amien Rais merasa ada kejanggalan dalam dinamika tersebut. Ia mengingatkan agar lembaga-lembaga negara, termasuk TNI, tak lagi bermain curang atau melakukan praktik sogokan dalam mengambil keputusan penting.
Amien juga optimis Pilpres 2029 akan berjalan lebih terbuka setelah penghapusan presidential threshold 20 persen, membuka peluang bagi tokoh-tokoh potensial seperti Letjen Kunto.
Dalam pernyataannya, Amien turut mengingatkan keberhasilan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY yang juga berasal dari kalangan militer sebagai contoh bahwa latar belakang militer bukan hambatan untuk memimpin negara dengan sukses.
“Kita pernah melihat bagaimana 10 tahun Pak SBY begitu sukses. Mudah-mudahan Letjen Kunto bisa minimal sama, bahkan lebih sukses lagi,” ujar Amien Rais.
Halaman Selanjutnya
“Dia tidak punya potongan dan jahitan sebagai jenderal koruptor. Dia punya visi, integritas, dan keberanian. Kepemimpinannya sudah teruji,” tegas Amien.