Kepala BNPB: Rumah Gadang dan Adat Nias Tahan Guncangan Gempa

5 hours ago 2

Jumat, 9 Mei 2025 - 00:26 WIB

Padang, VIVA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto menekankan pentingnya kearifan lokal Sumatera Barat sebagai kekuatan mitigasi bencana. 

Suharyanto mencontohkan ketahanan rumah gadang saat gempa Pasaman 2022, di mana konstruksinya yang berdiri di atas batu terbukti lebih aman dibandingkan rumah modern. Ia juga menyoroti lokasi rumah gadang yang tidak dibangun di dekat pantai sebagai mitigasi tsunami.

Selain rumah gadang, Suharyanto juga menyebut rumah adat Nias dengan penyangga tiangnya sebagai bangunan tahan gempa, serta rumah panggung di Kalimantan yang efektif saat banjir.

Suharyanto berharap mahasiswa dan akademisi dapat kembali menggali kearifan lokal di wilayah masing-masing untuk memperkuat kemampuan masyarakat dalam menghadapi dan meminimalisir dampak bencana. "Ini penting untuk menggali kearifan lokal," tegasnya.

Kawasan Seribu Rumah Gadang yang berada di Jorong Koto Baru.

Photo :

  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah

“Nenek moyang kita itu mereka sudah tahu, sudah berusaha memberikan kearifan lokal, ini terbukti tahun 2022 terjadi gempa bumi di Pasaman dan Pasaman Barat. Rumah-rumah modern yang dibangun pakai batu bata roboh dan hancur. Tapi rumah gadang, justru selamat rumahnya tidak apa-apa,” kata Suharyanto.

Menurut Suharyanto, orang tua dulu lebih mempunyai persiapan dan paham. Karena dibuat sedemikian rupa sampai tiangnya di atas batu sehinggga digoyang gempa tidak roboh. Hal ini berbeda dengan dimasukkan langsung ke dalam tanah.

Suharyanto bilang, Rumah Gadang tidak hanya memiliki konstruksi yang tahan gempa, rumah gadang tidak dibangun di dekat pantai sebagai salah satu mitigasi tsunami. 

"Rumah gadang tidak dibangun di tepi pantai, karena sudah tahu ada kemungkinan tsunami,” ujar Suharyanto.

Selain rumah gadang, kata Suharyanto terdapat pula rumah adat Nias yang juga memiliki fungsi sebagai rumah tahan gempa karena struktur bangunan yang dibuat ada penyangga di antara tiang.

“Gempa Nias 2005 ada kearifan lokal, rumah-rumah di Nias ada penyangga struktur, rumah ini tidak rusak. Rumah adat Nias dengan penyangga ini sebagai bangunan tahan gempa,” katanya.

Halaman Selanjutnya

Suharyanto bilang, Rumah Gadang tidak hanya memiliki konstruksi yang tahan gempa, rumah gadang tidak dibangun di dekat pantai sebagai salah satu mitigasi tsunami. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |