Pakar Microsoft Blak-blakan, Ungkap Daftar Profesi yang Bisa Hilang Gara-Gara AI

8 hours ago 2

Rabu, 15 Oktober 2025 - 17:00 WIB

Jakarta, VIVA – Sebuah studi terbaru dari Microsoft mengungkap daftar pekerjaan yang paling berisiko digantikan oleh kecerdasan buatan (AI). Studi ini berdasarkan analisis terhadap lebih dari 200 ribu interaksi pengguna Copilot, chatbot generatif milik perusahaan tersebut.

Studi ini menganalisis seberapa sering pengguna menggunakan Copilot untuk menyelesaikan pekerjaan yang mirip dengan profesi tertentu dan seberapa efektif hasilnya.

Hasilnya menunjukkan, bahwa sejumlah pekerjaan kantoran seperti penulis, jurnalis, hingga penerjemah memiliki tingkat kesamaan yang tinggi dengan tugas-tugas yang dapat dikerjakan AI. 

Menurut temuan Microsoft, pekerja penerjemah dan juru bahasa menempati posisi teratas sebagai profesi yang paling berisiko, dengan 98 persen aktivitas kerja mereka dapat dilakukan oleh Copilot. Disusul oleh sejarawan (91 persen), matematikawan (91 persen), penulis (85 persen), dan jurnalis (81 persen). 

Menurut laporan tersebut, aktivitas yang paling sering dibantu AI adalah mengumpulkan informasi, menulis, mengajar, memberikan saran, dan menjawab pertanyaan, tugas-tugas yang selama ini identik dengan pekerjaan berbasis pengetahuan dan komunikasi.

Pekerjaan yang Masih Aman dari AI

Ilustrasi aktivitas / bekerja.

Sebaliknya, pekerjaan yang membutuhkan interaksi fisik atau keterampilan manual masih relatif aman dari otomatisasi. Beberapa di antaranya termasuk perawat, tukang plester, montir ban, dan terapis pijat, yang seluruhnya memiliki tingkat kesamaan dengan AI di bawah 11 persen.

Para peneliti menekankan bahwa temuan ini hanya mencerminkan penggunaan AI berbasis large language model seperti Copilot, bukan seluruh jenis teknologi AI. 

Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa jenis AI lain yang mampu mengoperasikan mesin atau kendaraan dapat memengaruhi pekerjaan di bidang lain, seperti pengemudi truk.

AI Belum Sepenuhnya Gantikan Pekerjaan

Meskipun hasil penelitian ini bisa menimbulkan kekhawatiran, Microsoft menegaskan bahwa AI belum sepenuhnya mampu menggantikan manusia dalam pekerjaan apa pun.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa AI mendukung banyak tugas, terutama yang melibatkan riset, penulisan, dan komunikasi, tetapi tidak menunjukkan bahwa AI dapat sepenuhnya menjalankan satu profesi secara penuh,” ujar peneliti Microsoft, Kiran Tomlinson, sebagaimana dikutip dari Independent, Rabu, 15 Oktober 2025.

Ia menambahkan bahwa penelitian ini justru bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana AI dapat mendukung produktivitas manusia, bukan mengambil alih pekerjaan mereka.

Halaman Selanjutnya

“Keseimbangan terbaik adalah menemukan cara menggunakan teknologi ini agar dapat melengkapi kemampuan manusia, bukan menggantikannya,” katanya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |