Pendapatan Anjlok di Tahun 2024, Teguk Tutup Ratusan Gerai dan PHK Massal Karyawan

6 hours ago 1

Selasa, 20 Mei 2025 - 06:21 WIB

Jakarta, VIVA – Emiten sektor ritel minuman Teguk, PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK), menutup ratusan gerai sepanjang tahun 2024. Selain itu, manajemen Teguk juga melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sekitar 500 karyawannya. 

Dalam Public Exposure Perseroan, dikutip Selasa, 20 Mei 2025, perseroan mencatat hanya 35 gerai Teguk yang tersisa hingga Oktober 2024. Sementara jika melihat laporan keuangan Desember 2023, perseroan memiliki sewa atas 152 toko. 

Manajemen perusahaan juga melakukan perampingan tenaga kerja dengan menyisakan 88 karyawan dengan pembagian 21 bekerja di kantor pusat dan 67 merupakan karyawan outlet. Jumlah tersebut sangat jauh dibandingkan data pada Desember 2023, di mana perseroan mempekerjakan sebanyak 628 karyawan. 

Pada saat yang bersamaan, Manajemen TGUK juga memangkas biaya operasional sebesar 68,9 persen. Realokasi kantor turut dilakukan sebagai upaya penghematan biaya sewa dan utilitas sebesar Rp 480 juta. 

"Menurunnya pendapatan dari bulan April 2024 hingga September 2024,mendorong corporate action untuk mengendalikan biaya operasional perusahaan dengan melakukan pengurangan outlet, jumlah karyawan dan pemindahan lokasi kantor utama," demikian keterangan dalam public exposure tersebut.

Penutupan ratusan gerai dan PHK massal merupakan imbas dari tantangan yang dihadapi perseroan sepanjang tahun 2024. Tantangan yang dimaksud adalah dinamika pasar yang menurunkan daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah yang menjadi target pasar TGUK.

Pihak TGUK mengungkap kondisi pasar sudah dirasakan sejak kuartal pertama sampai kuartal tiga tahun sebelumnya. Terlebih, masyarakat merasa membeli makanan dan minuman secara online lebih mahal. 

"Tantangan tersebut membuat seseorang lebih mengutamakan untuk membeli kebutuhan pokok. Tantangan ini juga dialami oleh beberapa F&B lain, baik yang sejenis minuman atau non minuman. Hal ini menyebabkan TGUK harus melakukan efisiensi dengan cara penutupan store," jelas perseroan dikutip dari keterbukaan informasi pada Senin, 19 Mei 2025. 

Sampai dengan September 2024, emiten dengan kode TGUK membukukan pendapatan sebesar Rp 69,8 miliar. Sementara, aset perseroan tercatat sebanyak 195,5 miliar dengan ekuitas dan liabilitas masing-masing sebesar Rp 157,03 miliar dan Rp 38,55 miliar.

Berdasarkan pantauan VIVA, harga saham TGUK didagangkan di harga 110 per lembar saham hingga penutupan perdagangan Senin, 19 Mei 2025. Meskipun menunjukkan kenaikan sebesar 6,73 persen atau 7 basis poin (bps), tetapi nilainya sama seperti harga pada penawaran umum perdana (IPO). 

Halaman Selanjutnya

Pihak TGUK mengungkap kondisi pasar sudah dirasakan sejak kuartal pertama sampai kuartal tiga tahun sebelumnya. Terlebih, masyarakat merasa membeli makanan dan minuman secara online lebih mahal. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |