Permintaan Terakhir Paus Fransiskus Sebelum Meninggal Dunia, Ingin Dimakamkan Seperti Ini

3 hours ago 1

Selasa, 22 April 2025 - 06:07 WIB

Vatikan, VIVA – Kabar duka datang dari Vatikan. Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma yang dikenal karena kerendahan hati dan kepeduliannya terhadap kaum miskin telah meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025 pukul 07.35 waktu setempat. 

Kabar ini diumumkan secara resmi oleh Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Gereja Roma Suci, dalam sebuah pernyataan dari kediaman Paus di Casa Santa Marta.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dan Paus Fransiskus (dok: Instagram @smindrawati)

Photo :

  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

"Saudara-saudari terkasih, dengan dukacita yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Fransiskus. Pada pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya. Ia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih universal, khususnya demi mereka yang paling miskin dan paling terpinggirkan," ujar Kardinal Farrell, dilansir dari Vatikan News.

Jenazah Paus Fransiskus rencananya akan dipindahkan ke Basilika Santo Petrus pada Rabu, 23 April 2025 agar umat beriman dapat memberikan penghormatan terakhir dan mendoakan ia secara langsung. Informasi lebih lanjut mengenai tata upacara akan diumumkan setelah pertemuan para kardinal.

Paus Fransiskus yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli pada 14 Februari 2025. Ia dilarikan ke rumah sakit setelah menderita bronkitis selama beberapa hari. Meskipun sempat menunjukkan tanda-tanda membaik, kondisi kesehatannya kemudian memburuk.

Pada 18 Februari, dokter mendiagnosis Paus Fransiskus menderita pneumonia bilateral yakni radang paru-paru di kedua sisi. Setelah dirawat selama 38 hari, Paus kembali ke kediamannya di Casa Santa Marta untuk melanjutkan pemulihan. 

Namun Tuhan berkehendak lain. Di usia 88 tahun, Paus Fransiskus menghembuskan napas terakhirnya di tempat yang selama ini menjadi rumahnya.

Masalah pernapasan bukanlah hal baru bagi Paus Fransiskus. Sejak muda, ia sudah mengalami gangguan paru-paru serius. Pada tahun 1957, ia pernah menjalani operasi di Argentina untuk mengangkat sebagian paru-parunya akibat infeksi. Seiring usia yang menua, kesehatan pernapasannya semakin rapuh. Bahkan pada November 2023, ia membatalkan kunjungan ke Uni Emirat Arab karena flu dan radang paru-paru.

Paus Fransiskus Pimpin Misa Suci di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta

Photo :

  • (Foto AP/Gregorio Borgia)

Mendiang Paus Fransiskus dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan tidak menyukai kemewahan. Sebagai wujud dari prinsip hidupnya, ia telah menyetujui edisi terbaru buku liturgi pemakaman kepausan pada April 2024. Buku liturgi ini akan menjadi pedoman resmi untuk upacara pemakaman ia.

Dalam edisi baru ini, salah satu perubahan yang diperkenalkan adalah penentuan kematian Paus dilakukan di kapel, bukan di kamar atau tempat ia wafat. Jenazah pun langsung dimasukkan ke dalam peti mati sebagai bagian dari ritus yang lebih sederhana.

Uskup Agung Diego Ravelli, yang memimpin upacara-upacara apostolik, menjelaskan bahwa Paus Fransiskus secara pribadi menginginkan pemakaman yang lebih sederhana dan lebih rohani. Ia ingin agar Misa pemakamannya menjadi momen doa dan pengharapan, bukan acara seremonial penuh kemegahan.

“Ritus yang diperbarui ini berusaha untuk lebih menekankan bahwa pemakaman Paus Roma adalah pemakaman seorang gembala dan murid Kristus, bukan pemakaman seorang tokoh berkuasa di dunia ini,” ujar Uskup Agung Ravelli.

Halaman Selanjutnya

Namun Tuhan berkehendak lain. Di usia 88 tahun, Paus Fransiskus menghembuskan napas terakhirnya di tempat yang selama ini menjadi rumahnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |