VIVA – Mitsubishi Motors sudah memiliki beberapa model BEV (Battery Electric Vehicle) di pasar global, terutama jika terhitung dengan merek aliansi mereka. Adapun mobil listrik mereka sebagian besar bentuknya kecil.
Untuk pasar Indonesia sendiri Mitsubishi hanya mengandalkan L100 EV. Mobil mungil bergaya blindvan itu diproduksi lokal, dan saat ini harganya Rp323,300 juta. Namun sayang terkait penjualan kurang menjanjikan, sehingga cukup jarang terlihat di jalan raya.
Bukan hanya di Tanah Air, di Guangzhou China, mobil listrik Mitsubishi juga jarang terlihat di jalan raya. Menurut pantauan Viva Otomotif sebagian besar BEV yang beredar di Provinsi Guangdong adalah merek lokal, seperti GAC, AION, BYD, dan beberapa merek lokal lainnya.
Mitsubishi Airtrek EV di China
Photo :
- Jeffry Yanto Sudibyo
Maka dari itu saat ada mobil listrik Mitsubishi terparkir di halaman salah satu tempat penginapan di Guangzhou, menjadi penampakan cukup langka. Mencuri perhatian, mobil listrik Mitsubishi itu bentuknya besar bergaya SUV 5-penumpang, dan bagian belakangnya mirip XForce.
SUV pelahap seterum itu adalah Mitsubishi Airtrek EV yang debut global sejak 2022, dan hanya dijual untuk pasar Tiongkok. Airtrek EV merupakan produk hasil kawin silang Mitsubishi dengan merek lokal yang dimiliki pemerintah setempat, yaitu GAC Group.
Bahkan platform dan powertrain Airtrek serupa dengan AION V yang merupakan merek di bawah naungan GAC Group. Saat ini AION V sendiri sudah dipasarkan di Indonesia melalui Indomobil Group, tapi secara dimensi, desain, dan fitur dibuat berbeda.
Airtrek EV ditawarkan dalam dua varian dengan jarak tempuh dan tenaga yang berbeda. Untuk tipe Pioneer dibekali baterai lithium iron phosphate, atau LFP berkapasitas 71,8 kWh. Untuk kecepatan maksimalnya 175 km per jam.
Menurut pengujian CLTC (China Light Duty Vehicle Test Cycle) daya jelajahnya 500 kilometer. Untuk pengisian cepat, atau menggunakan arus searah alias DC hanya membutuhkan waktu kurang dari 60 menit dari kondisi 20 persen sampai 80 persen
Sedangkan tipe Hardcore kapasitas baterainya lebih kecil, yaitu 69,9 kWh namun dengan jenis berbeda yang disebut lithium ternary. Sehingga menurut pengujian CLTC jarak tempuhnya mencapai 520 km.
Kecepatan maksimalnya masih sama, yakni 175 km per jam, dan untuk pengisian baterai sampai 80 persen jika menggunakan DC kurang dari 60 menit.
Dengan perbedaan tersebut di awal kemunculannya beberapa tahun lalu, harga Airtrek EV Pioneer dibanderol 199.800 yuan, atau setara Rp461 jutaan, dan tipe Hardcore 229.800 yuan atau Rp530 jutaan, seperti dilansir Carnewschina.
MPV Calon Pesaing Alphard Bisa Jalan Lebih dari 1.000 KM tanpa ke SPBU
Mobil yang dimaksud adalah GAC E9 PHEV. Nah, sebelum mobil keluarga 7-penumpang itu dipasarkan di Indonesia, Viva Otomotif sudah mencobanya di pusat manufaktur mereka di.
VIVA.co.id
21 April 2025