Jakarta, VIVA – Polres Metro Jakarta Selatan berhasil tangkap juru parkir (Jukir) di kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Mereka ditangkap usai diduga melakukan pengeroyokan kepada seorang sopir taksi.
Kanit Resmob Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Bima Sakti mengatakan bahwa peristiwa pengeroyokan terjadi pada Minggu 11 Mei 2025 sekira pukul 19.30 WIB.
"Korban merupakan supir taksi konvensional yang sedang berhenti di pinggir jalan sekitaran Blok M dan diduga para pelaku adalah jukir atau tukang parkir yang berada di lokasi tersebut," ujar AKP Bima Sakti kepada wartawan, Kamis 15 Mei 2025.
Ilustrasi penganiayaan
Photo :
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Bima mengatakan bahwa para jukir di Blok M ditangkap pada Rabu 14 Mei kemarin. Setidaknya ada tiga orang jukir yang ditangkap kepolisian.
"Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan dapat mengamankan diduga tiga orang pelaku yang melakukan peristiwa pengroyokan tersebut terhadap korban. Tepatnya juga pada saat ini masih berlangsung operasi berantas jaya 2025 yang digelar jajaran Polda Metro Jaya," kata Bima.
Dia menuturkan bahwa kondisi korban usai dikeroyok jukir di Blok M mengalami sejumlah luka di pelipis, lengan hingga badan. Korban saat ini sudah melakukan visum di Rumah Sakit dan hanya tinggal menunggu hasilnya.
"Untuk keterangan awal dari korban, peristiwa ini terjadi karena cekcok antar korban dan pelaku di TKP," kata Bima.
Ilustrasi pengeroyokan
Photo :
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Lebih lanjut, Bima membeberkan kronologi singkatnya. Dugaan pengeroyokan terjadi ketika jukir menegur korban yang tengah memarkirkan kendaraannya. Namun, korban membalas teguran itu dengan kata-kata tidak senonoh.
"Akhirnya pelaku memancing dan korban turun dari kendaraannya, lalu terjadi keributan. Awalnya 1 vs 1, tetapi ketika pelaku terjatuh, pelaku lain langsung datang ke tkp dan langsung melakukan pengeroyokan," tuturnya.
Bima menyebut, pihaknya berhasil menangkap tiga jukir ketika berada di rumah kontrakannya di kawasan Blok M.
Halaman Selanjutnya
"Untuk keterangan awal dari korban, peristiwa ini terjadi karena cekcok antar korban dan pelaku di TKP," kata Bima.