Papua, VIVA – Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Polisi Faizal Ramadhani mengecam terkait adanya 11 warga pendulang emas di Yahukimo, Papua Pegunungan jadi korban tewas penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa, 8 April 2025 kemarin.
Dia menyebutkan, Polri sudah mengerahkan tim gabungan untuk melakukan tindak lanjut penanganan peristiwa ini.
“Kami sangat mengecam tindakan keji ini. Ini bukan hanya serangan terhadap warga sipil tak bersalah, tetapi juga bentuk nyata pelanggaran hak asasi manusia. Satgas Operasi Damai Cartenz akan terus memburu para pelaku dan memastikan keamanan warga di Papua tetap terjaga,” ujar Brigjen Faizal dalam keterangan tertulis pada Rabu, 9 April 2025.
Kasatgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani
Photo :
- VIVA.co.id/Aman Hasibuan (Papua)
Adapun, tim gabungan yang sudah dikerahkan terdiri dari 15 personel Polres Asmat dan 11 personel gabungan dari Satgas Tindak dan Satgas Gakkum Operasi Damai Cartenz.
"Tim tersebut kini berada di Kampung Mabul untuk melakukan pengumpulan keterangan saksi, pendalaman informasi, serta penyusunan rencana operasi evakuasi korban," kata dia.
Sementara Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2025, Kombes Polisi Yusuf Sutejo mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
“Kami mengajak seluruh masyarakat agar tidak terprovokasi oleh isu hoaks. Mari jaga stabilitas keamanan bersama. Informasi resmi akan terus kami sampaikan secara berkala berdasarkan data valid dan proses penyelidikan di lapangan," kata Kombes Yusuf Sutejo.
Satgas Operasi Damai Cartenz bakal menindaklanjuti kasus ini melalui langkah hukum yang terukur dan profesional. Satgas Operasi Damai Cartenz juga berkomitmen untuk terus menjaga keberadaan masyarakat sipil dari ancaman KKB agar terciptanya stabilitas keamanan di Papua.
Diketahui, sebanyak 11 warga sipil yang tengah melakukan aktivitas pendulangan emas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, diduga kuat menjadi korban pembunuhan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menamakan dirinya sebagai Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama.
Peristiwa tersebut terjadi pada 6 hingga 7 April 2025 di area pendulangan Lokasi 22 dan Muara Kum Kabupaten Yahukimo. Informasi awal diperoleh pada 7 April 2025 malam, yang diperkuat dengan kesaksian salah satu korban selamat yang kini mengamankan diri di Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat.
Berdasarkan informasi yang diterima, korban pembunuhan mengalami luka bacok, tembakan, serta luka akibat panah. Dari 11 korban meninggal dunia, enam di antaranya berhasil diidentifikasi yakni Aidil, Sahruddin, Ipar Stenli, Wawan, Feri, dan Bungsu. Sementara, lima lainnya masih dalam proses identifikasi.
Sebanyak 35 orang penambang lainnya berhasil mengungsi dan kini berada dalam pengamanan aparat TNI-Polri di Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat. Selain itu, delapan orang lainnya dilaporkan terpisah dari rombongan dan belum diketahui keberadaannya.
Sementara dua warga sipil lainnya yakni Tuan Dusun yang bernama Dani dan istrinya bernama Gebi, diduga masih disandera oleh kelompok KKB.
Pada Rabu pagi, 9 April 2025, sebanyak 12 orang pendulang emas yang berhasil menyelamatkan diri menggunakan speed boat tiba di Pelabuhan Logpon, Distrik Dekai.
Bantahan TNI soal Korban Tewas
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan membantah terkait adanya informasi soal 11 prajurit TNI yang tewas usai ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Yahukimo, Papua Pegunungan.
Dia menjelaskan bahwa informasi belasan prajurit TNI tewas masih didalami. Pasalnya, belum ada komunikasi secara intens.
"Bahwa berita dan informasi tersebut masih didalami untuk menghindari kesimpang-siuran pemberitaan kejadian tersebut karena tidak ada akses jaring komunikasi," ujar Kolonel Inf Candra Kurniawan dalam keterangannya pada Rabu, 9 April 2025.
Candra menjelaskan bahwa belasan prajurit yang diduga ditembak mati KKB merupakan informasi bohong atau hoax.
"Pemberitaan HOAX bahwa korban adalah prajurit TNI, itu propaganda sengaja disebar oleh gerombolan OPM dan simpatisannya. Semua itu alasan yang dicari cari oleh gerombolan OPM untuk mencari pembenaran aksinya untuk membunuh warga sipil, dan sejatinya OPM adalah biadab sebagai penjahat kemanusiaan," kata Candra.
Dia menyebut, sampai dengan saat ini tidak ada prajurit TNI yang menyamar jadi pendulang emas dan menjadi korban tewas akibat ulah KKB.
"Sudah dapat dipastikan korban bukan prajurit TNI karena tidak ada prajurit TNI di lokasi tersebut," sebutnya.
Menurutnya, memang ada sejumlah pendulang emas di Yahukimo menjadi korban kejam KKB. Namun, belum dipastikan berapa jumlahnya.
Halaman Selanjutnya
“Kami mengajak seluruh masyarakat agar tidak terprovokasi oleh isu hoaks. Mari jaga stabilitas keamanan bersama. Informasi resmi akan terus kami sampaikan secara berkala berdasarkan data valid dan proses penyelidikan di lapangan," kata Kombes Yusuf Sutejo.