Jakarta, VIVA – Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ahmad Ali prihatin dengan ambruknya Gedung Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Tercatat, korban tewas 49 orang hingga Minggu malam, 5 Oktober 2025.
"Kami prihatin apa yang terjadi di Al Khoziny. Semoga pihak yang terdampak terutama keluarga korban diberikan ketabahan dan kekuatan," kata Ahmad Ali melalui keterangannya pada Senin, 6 Oktober 2025.
Menurut dia, setiap bencana yang paling utama adalah solidaritas terhadap sesama. Untuk itu, Ketua Dewan Masjid Sulawesi Tengah ini mengajak semua pihak agar bahu membahu membantu proses evakuasi serta rehabilitasi keluarga korban.
Kata dia, paling penting adalah pendampingan keluarga korban maupun pihak yang terdampak. Sebab, lanjutnya, bantuan marerial saja tidak cukup.
"Ada beban psikologis yang mereka tanggung. Mereka pasti mengalami trauma berat. Sehingga penyelesaiannya bukan sekadar ngasih materi tapi juga pendampingan psikologis," ujar dia.
Selanjutnya, Ahmad Ali mengusulkan supaya pemerintah membentuk lembaga untuk mengawasi serta sertifikasi konstruksi yang layak, sehingga kasus seperti ini tidak terjadi lagi ke depannya.
"Kasus di Sidoarjo besar kemungkinan karena konstruksinya bermasalah. Maka ke depan perlu ada sertifikasi untuk bangunan. Lembaga ini ditempatkan di setiap kabupaten atau kota. Tujuannya agar tidak ada lagi kasus seperti di Sidoarjo,” tegas Ahmad Ali.
Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Tolak Santunan, Alasannya Demi Dapat Rida dan Berkah Kiai Pesantren
Keluarga korban Ponpes Al Khoziny menolak santunan dan memilih doa serta ridha kiai sebagai keberkahan. Hingga hari kedelapan, 61 orang meninggal dunia
VIVA.co.id
6 Oktober 2025