Gaza, VIVA – Militer Israel membongkar pusat-pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza setelah gencatan senjata antara Israel dan kelompok perlawanan Hamas, menurut sejumlah sumber Palestina, Minggu, 12 Oktober 2025.
Para sumber, yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengatakan langkah itu menargetkan fasilitas milik Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF). Organisasi asal AS itu dibentuk Mei 2025 dengan dana pemerintah AS dan beroperasi di bawah pengawasan militer Israel.
GHF didirikan sebagai alternatif bagi UNRWA dan lembaga internasional lain, di tengah tuduhan Israel bahwa Hamas menyalahgunakan bantuan untuk kepentingan militer. Empat pusat utama GHF, yang berdiri di Gaza tengah dan selatan, dijaga ketat oleh tentara Israel.
Fasilitas itu memicu kemarahan warga Palestina, yang menilai lokasi tersebut tidak aman. Kantor media Hamas melaporkan lebih dari 2.500 orang tewas dan 18.000 terluka akibat insiden kerumunan dan penembakan sejak GHF beroperasi. Angka ini belum diverifikasi independen.
Sumber-sumber menambahkan pembongkaran berlangsung malam hari tanpa pemberitahuan sebelumnya, termasuk di lokasi dekat pos pemeriksaan Netzarim yang dikendalikan Israel.
Militer dan pemerintah Israel belum menanggapi laporan tersebut. Namun, Radio Militer Israel menyebut "proyek pusat distribusi AS telah berakhir tanpa pengumuman resmi."
Langkah ini terjadi ketika mediator internasional berupaya memulihkan aliran bantuan ke Gaza setelah dua tahun perang yang membuat 2,3 juta penduduk bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku Jumat, 10 Oktober 2025, setelah tiga hari perundingan di Sharm el-Sheikh, Mesir, yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, Turkiye, dan AS. (Ant)
Prabowo Bertolak ke Mesir, Hadiri KTT Perdamaian Gaza
Presiden RI Prabowo Subianto diundang untuk menghadiri KTT Perdamaian Gaza di Sharm el-Sheikh, Mesir pada Senin, 13 Oktober 2025.
VIVA.co.id
13 Oktober 2025