Realisasi Investasi Hilirisasi Capai Rp 136,3 Triliun pada Kuartal I-2025

5 hours ago 4

Selasa, 29 April 2025 - 22:27 WIB

Jakarta, VIVA – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi pada sektor hilirisasi mencapai Rp 136,3 triliun, atau 29,3 persen pada kuartal I-2025. Angka ini naik 79,82 persen secara year on year (yoy) atau Rp 75,8 triliun.

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan,  realisasi ini jauh melampaui tren rata-rata tiga tahun terakhir yang berkisar pada 23–24 persen. Menurutnya, peningkatan ini menandai arah baru dalam peta investasi hilirisasi Indonesia. 

"Realisasi investasi atau kontribusi investasi dari hilirisasi itu mencapai 29,3 persen. Padahal kalau kita lihat trennya selama 3 tahun terakhir ini biasanya di range 23-24 persen, nah ini 29,3 persen," ujar Rosan dalam konferensi pers Selasa, 29 April 2025.

Rosan mengatakan, selama ini investasi hilirisasi cenderung terkonsentrasi di sektor nikel dan turunannya. Namun, sekarang tembaga mulai menunjukkan geliat yang signifikan, begitu juga pada kelapa sawit dan bauksit.

"Kita lihat bauksit akan menjadi salah satu yang pertumbuhannya dalam hilirisasi akan meningkat cukup pesat ke depannya," jelasnya.

Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P Roeslani

Photo :

  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Adapun tercatat sektor mineral mendominasi dengan kontribusi Rp 97,60 triliun, di mana nikel menjadi penyumbang utama sebesar Rp 47,82 triliun, diikuti oleh tembaga sebesar Rp 17,70 triliun dan bauksit sebesar Rp 12,84 triliun. 

Sementara sektor perkebunan dan kehutanan menyumbang Rp 31,13 triliun, dengan kelapa sawit dan kayu log sebagai kontributor utama dengan masing-masing mencapai Rp 15,26 triliun dan Rp 11,79 triliun.

Rosan juga menekankan pentingnya peningkatan nilai tambah atau value added dari komoditas strategis seperti kelapa sawit. 

"Kelapa sawit ini juga sudah berjalan lama dan kita akan coba lebih dorong pada produk turunannya sehingga value addednya itu bisa tercapture dan penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih signifikan," katanya.

Di samping itu, Rosan juga menyoroti potensi besar dari sektor bauksit yang selama ini belum berkembang pesat. Dia menilai, bauksit akan menjadi salah satu motor pertumbuhan hilirisasi ke depan.

Kemudian pengembangan hilirisasi di sektor kelautan pun mendapat perhatian Rosan. Sebab investasi di sektor perikanan dan kelautan tercatat Rp 1,03 triliun yang di antaranya mencakup komoditas seperti rumput laut, ikan nila, tuna, dan rajungan.

"Bagaimana pengembangan dari hilirisasi di bidang fishery ini atau kelautan ini akan kita dorong sehingga komoditasnya juga akan semakin bervariasi dan makin banyak,” jelasnya.

Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P Roeslani

Photo :

  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Sedangkan investasi hilirisasi di bidang minyak dan gas bumi mencapai Rp 6,55 triliun, yang berasal dari minyak bumi sebesar Rp 3,13 triliun dan gas bumi sebesar Rp 3,42 triliun.

Berdasarkan wilayah, terdapat lima besar realisasi investasi tertinggi pada kuartal I-2025. Pertama di Sulawesi Tengah sebesar Rp 29,73 triliun atau 21,8 persen, kedua Maluku Utara sebesar Rp 18,95 triliun atau 13,9 persen.

Ketiga Jawa Barat realisasi investasi sektor hilirisasi sebesar Rp 13,44 triliun atau 9,9 persen, keempat Jawa Timur sebesar Rp 9,81 triliun atau 7,2 persen, kelima Banten sebesar Rp 8,25 triliun atau 6,1 persen.

Halaman Selanjutnya

Sementara sektor perkebunan dan kehutanan menyumbang Rp 31,13 triliun, dengan kelapa sawit dan kayu log sebagai kontributor utama dengan masing-masing mencapai Rp 15,26 triliun dan Rp 11,79 triliun.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |