Salah Kaprah! Jamu Ternyata Bukan Dikonsumsi Sebagai Obat, Tapi Diminum Sebelum Sakit

7 hours ago 2

Rabu, 21 Mei 2025 - 17:16 WIB

Jakarta, VIVA – Jamu merupakan kekayaan Nusantara yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, karena dibuat dari bahan-bahan herbal berkhasiat. Beberapa herbal yang umumnya digunakan untuk jamu antara lain, kunyit, jahe hingga temulawak, yang memiliki banyak manfaat untuk tubuh. 

Tapi, aturan konsumsinya juga harus diikuti agar dapat memberikan manfaat yang optimal. Sayangnya, masih banyak orang salah soal aturan minum jamu. Kebanyakan orang mengonsumsinya sebagai obat, padahal itu tidak tepat. Lalu, bagaimana cara konsumsi yang benar? Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!

Ketua Umum Gabungan Pengusaha (GP) Jamu, Jony Yuwono, mengungkapkan, jamu jangan disamaratakan dengan obat modern. Jamu sendiri termasuk ke dalam pengobatan preventif-promotif, yaitu pendekatan yang menekankan pada pencegahan dan peningkatan kesehatan, dengan fokus pada upaya-upaya yang lebih luas daripada hanya pengobatan penyakit setelah timbul.

“Jadi, tolak ukur jamu itu beda. Jangan dipakai, disamaratakan dengan obat modern. Jamu dipercaya itu preventif-promotif,” ungkapnya saat acara Kosme Health Workshop bertajuk Jamu Naik Kelas di Kosme Health Factory, Cikarang, Jawa Barat, Selasa 20 Mei 2025. 

Untuk itu, Jony meluruskan bahwa jamu seharusnya dikonsumsi sebagai pencegahan, yaitu sebelum sakit. 

“Justru adalah dikonsumsi secara rutin, sebelum sakit. Jangan sampai sakit. Ketika sakit, ya, cari jamu sudah agak telat,” sambungnya. 

Sebagai contoh, Jony pun mengambil perumpamaan jamu kunyit asam. Meski memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, jika penggunaannya tidak tepat, maka tidak akan mengatasi masalah. 

“Kunyit asam secara tradisional, bagus untuk memperlancar peredaran darah, melindungi lambung. Tapi kalau sudah darah tersumbat, maag kronis, apakah segalon kunyit asam itu akan menyembuhkan dalam hitungan menit atau hitungan jam? Tidak,” jelasnya. 

Herbal lain yang kerap dijadikan jamu dan tak kalah berkhasiat adalah temulawak. Kementerian Kesehatan bahkan sudah menganggap dan akan menetapkan temulawak sebagai bahan unggulan. 

“Temulawak, hepaprotektor, melindungi hati. Bagus untuk fungsi hati, dan kalau secara tradisional itu meningkatkan nafsu makan,” tuturnya. 

Jamu Naik Kelas
Bicara jamu, Kosme Health meluncurkan superfood yang diharapkan dapat membawa jamu 'naik kelas', ke dalam bentuk yang lebih modern dan praktis.

Founder J99 Corp. dan Kosme Health, Shandy Purnamasari, mengatakan, selama ini, jamu identik dengan rasa pahit, bentuk cair tradisional, dan penyajiannya yang cenderung tradisional. 

“Kami mencetuskan ide alternatif baru jamu yang tetap mempertahankan khasiat herbal, tetapi juga menyesuaikan dengan selera dan gaya hidup generasi modern. Kami ingin mendobrak stigma bahwa jamu itu pahit dan kuno. Inovasi Boba Herbal, Sparkling Herbal dan Gummy Herbal adalah langkah kami untuk menghadirkan jamu yang lebih ramah, fun, dan mudah dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari,” pungkas Shandy Purnamasari.

Halaman Selanjutnya

“Kunyit asam secara tradisional, bagus untuk memperlancar peredaran darah, melindungi lambung. Tapi kalau sudah darah tersumbat, maag kronis, apakah segalon kunyit asam itu akan menyembuhkan dalam hitungan menit atau hitungan jam? Tidak,” jelasnya. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |