Dari Tebet Eco-Park ke Banyumas, Inspirasi Destinasi Wisata Edukatif Bernuansa Hijau

7 hours ago 1

Rabu, 21 Mei 2025 - 23:55 WIB

VIVA – Di tengah upaya global menghadapi krisis iklim, destinasi wisata kini tak lagi sekadar soal pemandangan indah atau spot swafoto menarik. Tren terbaru menunjukkan bahwa tempat-tempat yang menawarkan edukasi lingkungan serta praktik berkelanjutan kini makin digemari, terutama oleh wisatawan urban yang ingin mendapatkan pengalaman bermakna. Hal inilah yang tercermin dalam agenda Climate Resilience and Innovation Forum (CRIF) 2025, di mana dua lokasi menjadi sorotan utama: Tebet Eco-Park di Jakarta dan fasilitas transformasi pengelolaan sampah di Banyumas.

Forum yang diselenggarakan oleh UCLG ASPAC bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan dukungan dari Uni Eropa ini tak hanya menjadi ruang diskusi bagi ratusan peserta dari kota-kota Asia Pasifik dan Eropa, namun juga memperlihatkan praktik nyata ketahanan iklim berbasis masyarakat. Dalam dua hari penyelenggaraan, peserta CRIF 2025 diajak mengunjungi dua titik penting yang bisa menjadi inspirasi bagi gaya hidup berkelanjutan sekaligus rekomendasi destinasi wisata edukatif.

Tebet Eco-Park: Ruang Hijau Inklusif di Tengah Kota

Tebet Eco-Park, taman publik yang sempat viral di kalangan warga Jakarta, kini mendapatkan pengakuan lebih luas sebagai contoh implementasi ruang hijau yang berfungsi ganda—sebagai tempat rekreasi, edukasi, dan mitigasi perubahan iklim. Taman ini dilengkapi dengan jalur pedestrian, taman tematik, hingga area konservasi air yang mampu menampung limpahan air hujan untuk mencegah banjir lokal.

Pengunjung tidak hanya menikmati suasana asri, namun juga bisa belajar mengenai pentingnya fungsi ekologis taman kota. Dengan menghadirkan konsep ecological urban park, Tebet Eco-Park menjadi simbol bahwa ruang publik bisa berperan sebagai agen perubahan iklim di tingkat lokal.

Banyumas: Mengubah Sampah Jadi Aset Komunitas

Sementara itu, Banyumas menawarkan contoh luar biasa dalam pengelolaan sampah berkelanjutan. Fasilitas yang dikunjungi dalam CRIF 2025 menunjukkan bagaimana sebuah kabupaten bisa membangun sistem transformasi pengelolaan sampah yang efektif dan berbasis masyarakat. Di tempat ini, sampah bukan lagi dipandang sebagai beban, tetapi sebagai peluang ekonomi dan sumber energi.

Dalam kunjungan ke fasilitas tersebut, peserta forum dapat melihat bagaimana warga Banyumas dilibatkan dalam proses daur ulang dan pemilahan sampah, serta bagaimana edukasi tentang pengurangan emisi gas rumah kaca diterapkan secara praktis di tingkat akar rumput.

Edukasi Lapangan yang Menginspirasi

“Selama dua hari berikutnya, CRIF 2025 akan menyelenggarakan panel tingkat tinggi, sesi tematik interaktif, penanaman pohon dan kunjungan lapangan ke Tebet Eco-Park di Jakarta serta fasilitas transformasi pengelolaan sampah di Banyumas, menawarkan model ketahanan berbasis masyarakat yang dapat diadopsi,” tulis rilis resmi Forum.

Tak hanya mengedukasi peserta forum, pengalaman langsung di dua lokasi ini juga menjadi pesan kuat bahwa wisata berkelanjutan bukan konsep utopis. Kota-kota di Indonesia kini mampu menghadirkan ruang hijau dan pengelolaan lingkungan yang tidak hanya fungsional, tetapi juga menjadi daya tarik publik yang menjanjikan.

Menjadikan Wisata Edukatif Sebagai Gaya Hidup

Kunjungan ke Tebet Eco-Park dan Banyumas menjadi pengingat bahwa gaya hidup ramah lingkungan bisa dimulai dari hal-hal sederhana—berkunjung ke taman kota, memilah sampah di rumah, atau bahkan mengedukasi diri sendiri tentang isu-isu iklim. Dengan menggabungkan edukasi dan rekreasi, destinasi seperti ini mampu mendorong masyarakat untuk lebih sadar akan perannya dalam menghadapi perubahan iklim.

Halaman Selanjutnya

Dalam kunjungan ke fasilitas tersebut, peserta forum dapat melihat bagaimana warga Banyumas dilibatkan dalam proses daur ulang dan pemilahan sampah, serta bagaimana edukasi tentang pengurangan emisi gas rumah kaca diterapkan secara praktis di tingkat akar rumput.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |