VIVA – Penyakit ginjal kronik (PGK) saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi PGK di Indonesia mencapai 0,38% atau sekitar 3,8 orang per 1.000 penduduk, dengan sekitar 60% penderita harus menjalani dialisis.
Angka ini mungkin terlihat kecil, namun berdasarkan data Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) tahun 2019, tercatat 1,93 juta kasus gagal ginjal dengan biaya pengobatan mencapai Rp2,79 triliun.
Angka penyakit ginjal di Indonesia pun sebenarnya jauh lebih tinggi dari data resmi. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Laporan penelitian dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) tahun 2006 menunjukkan, prevalensi PGK mencapai sebesar 12,5%, jauh lebih tinggi dari data Riskesdas.
Di tengah mahalnya biaya perawatan penyakit ginjal, PT. Hollis Media Bariklana menghadirkan sebuah produk herbal inovatif yang ditujukan untuk membantu menjaga kesehatan ginjal dan saluran kemih.
Ilustrasi penyakit batu ginjal
Photo :
- jofreepik dari Freepik
Produk herbal bernama Tugingo ini bisa menjadi solusi alternatif yang dapat diakses oleh berbagai kalangan masyarakat.
Menurut Akhmad Rois, direktur PT. Hollis Media Bariklana, perusahaan distributor Tugingo, saat ini masih banyak kasus penyakit ginjal yang tidak terdeteksi atau tidak terdiagnosis dengan tepat. Kondisi ini diperparah dengan terbatasnya akses masyarakat terhadap layanan kesehatan ginjal yang berkualitas, terutama di daerah-daerah terpencil.
"Itulah mengapa kami mengembangkan Tugingo yang merupakan formulasi unik menggabungkan empat ekstrak daun berkhasiat untuk kesehatan ginjal, yaitu ekstrak daun alpukat, daun sukun, daun tempuyung dan daun keji beling,” terang Akhmad.
Formulasi ini, lanjut Akhmad, dirancang berdasarkan penelitian mendalam tentang manfaat masing-masing komponen.
Daun Alpukat memiliki efek diuretik dan antioksidan, daun Sukun membantu menurunkan kreatinin dan ureum, daun Tempuyung merupakan peluruh batu ginjal alami.
“Sedangkan daun Keji Beling membantu menurunkan asam urat dan mendukung kesehatan prostat," jelas Akhmad.
Ilustrasi penyakit ginjal/sakit pinggang.
Photo :
- Freepik/wayhomestudio
Apa yang membedakan Tugingo dari produk herbal sejenis adalah pendekatan komprehensifnya terhadap masalah kesehatan ginjal.
Produk yang telah mengantongi sertifikat BPOM (POM TR.203393411) dan Halal MUI (ID35110019563570823) ini tidak hanya fokus pada satu masalah kesehatan, tetapi menyasar empat masalah utama yang sering saling berkaitan: gangguan ginjal, infeksi saluran kemih, asam urat tinggi, dan masalah prostat.
"Biaya cuci darah sangat mahal, berkisar antara Rp700.000 hingga Rp1.000.000 per sesi, dan umumnya pasien membutuhkan 2-3 sesi per minggu. Ini belum termasuk biaya obat-obatan pendukung dan transportasi ke fasilitas kesehatan," kata Rois.
"Meskipun kami tidak mengklaim Tugingo sebagai pengganti terapi medis, produk ini dapat menjadi pendukung yang membantu menjaga kesehatan ginjal dan potensial mengurangi komplikasi," tegasnya.
Dengan harganya yang cukup terjangkau, Tugingo menawarkan solusi alternatif dari pengobatan medis konvensional. Produk ini direkomendasikan untuk dikonsumsi tiga kali sehari sebanyak dua kapsul setelah makan.
"Kami melihat banyak testimoni dari pelanggan yang mengakui produk Tugingo ini bisa untuk membantu menyembuhkan sakit yang berhubungan dengan ginjal. Namun tentu kami tidak mengklaim sebagai obat pengganti terapi medis yang diresepkan dokter," tegas Rois.
Dengan target pasar mulai dari remaja usia 12 tahun hingga lansia, Tugingo diposisikan sebagai produk preventif dan kuratif untuk kesehatan ginjal.
"Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan ginjal masih perlu ditingkatkan. Faktor risiko seperti konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak, serta kebiasaan minum yang tidak cukup, masih banyak ditemui di masyarakat kita," tambah Rois.
Ke depannya, Akhmad berharap Tugingo dapat menjadi bagian dari solusi untuk mengurangi beban penyakit ginjal di Indonesia.
“Kami akan terus mengembangkan produk dan meningkatkan jangkauan distribusi, terutama ke daerah-daerah yang memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan," pungkas Rois.
Halaman Selanjutnya
Menurut Akhmad Rois, direktur PT. Hollis Media Bariklana, perusahaan distributor Tugingo, saat ini masih banyak kasus penyakit ginjal yang tidak terdeteksi atau tidak terdiagnosis dengan tepat. Kondisi ini diperparah dengan terbatasnya akses masyarakat terhadap layanan kesehatan ginjal yang berkualitas, terutama di daerah-daerah terpencil.