Jakarta, VIVA – Chief Executive Officer Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) merangkap Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Rosan Roeslani, mengatakan investasi menjadi kunci utama mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Terutama dalam mencapai target pertumbuhan sebesar 8 persen pada tahun 2029.
Rosan tidak menampik bahwa pertumbuhan ekonomi berasal dari berbagai faktor, Kontribusi terbesar berasal dari konsumsi domestik sekitar 53 hingga 54 persen. Di posisi kedua adalah adalah investasi yang berkontribusi sekitar 29 persen. Selain itu, government spending memberikan andil 7-8 persen, ekspor sekitar 2 persen dan lainnya.
"Jadi investasi adalah core kedua dalam struktur ekonomi kita,” ujar Rosan dalam acara Asian Insights Conference 2025 pada Rabu, 21 Mei 2025.
Rosan menyampaikan, Indonesia ditargetkan untuk menarik investasi lebih dari Rp 13.000 triliun. Angka ini melonjak tajam dibandingkan akumulasi investasi selama 10 tahun sebelumnya yang mencapai Rp 9.117,4 triliun.
Menteri Investasi Rosan Roeslani [dok. tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden]
Photo :
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
"Itu salah satu untuk kita bisa mencapai pertumbuhan 8 persen yang dicanangkan oleh Bapak Presiden pada tahun 2029. Buat banyak negara, buat banyak pemerintah di dunia, 5 persen is very very good tetapi kita melihat bahwa kita mempunyai potensi untuk mencapai pertumbuhan 8 persen," imbuh Rosan.
Potensi tersebut sangat terbuka mengingat jumlah investasi asing yang masuk ke ASEAN sebesar US$230-240 miliar atau sekitar Rp 3.929,7 triliun (estimasi kurs Rp 16.370). Namun, Indonesia hanya menerima sekitar 11–12 persen padahal Indonesia menyumbang hampir 40 persen terhadap ekonomi kawasan dan lebih dari 40 persen populasi.
Rosan menjelaskan, saat ini Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar US$ ,5 triliun sehingga dibutuhkan tambahan investasi sekitar US$45 miliar atau setara Rp 736,8 triliun supaya pertumbuhan bisa naik 3 persen. Ini adalah tantangan besar tapi menurut Rosan angka tersebut masih sangat realistis untuk dicapai.
"Memang kalau lima tahun ke depan peningkatannya sangat-sangat tajam tetapi kalau kita lihat potensinya dan kita lakukan dengan good policy, a good regulation, I think we can achieve that number," tegas Rosan.
Dalam kesempatan yang sama, Rosan menilai Danantara hadir di saat yang tepat. Di mana tensi global yang meningkat adalah langkah tepat. Ini adalah momentum untuk kembali bergantung pada kekuatan domestik dan membangun pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Yang paling penting saat ini bukan hanya pertumbuhan, tapi bagaimana kita mencapai sustainable growth. Danantara hadir untuk menjawab tantangan itu," tutup Rosan.
Halaman Selanjutnya
Rosan menjelaskan, saat ini Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar US$ ,5 triliun sehingga dibutuhkan tambahan investasi sekitar US$45 miliar atau setara Rp 736,8 triliun supaya pertumbuhan bisa naik 3 persen. Ini adalah tantangan besar tapi menurut Rosan angka tersebut masih sangat realistis untuk dicapai.