Sistem Satu Data Kesehatan, Kunci Layanan Medis Cepat untuk Jemaah Haji

7 hours ago 2

Kamis, 15 Mei 2025 - 20:31 WIB

VIVA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan mengandalkan sistem satu data kesehatan sebagai strategi utama dalam memantau kondisi jemaah haji secara real-time sepanjang operasional haji 1446 H/2025 M. Sistem ini menjadi tulang punggung layanan medis di Tanah Suci, mendukung intervensi cepat dan terukur di tengah padatnya aktivitas ibadah serta cuaca ekstrem.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Liliek Marhaendro Susilo

“Dengan satu data kesehatan, kami bisa memantau kondisi jemaah secara real-time, sejak dari embarkasi hingga di Arab Saudi. Ini bagian dari transformasi layanan haji yang lebih adaptif, responsif, dan personal,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Liliek Marhaendro Susilo, dalam konferensi pers Kabar Haji untuk Indonesia di Jakarta, Selasa (14/5/2025).

Sistem ini menghimpun berbagai informasi penting, mulai dari rekam medis, riwayat komorbid, hasil pemeriksaan, hingga intervensi medis yang telah diberikan kepada jemaah. Semua data tersebut terkoneksi antara tim kesehatan di kloter, sektor, hingga Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), sehingga mempercepat pengambilan keputusan.

“Melalui data ini, kami bisa menentukan siapa yang butuh pemantauan ketat, siapa yang harus dibatasi aktivitasnya, bahkan siapa yang harus segera dirujuk ke fasilitas layanan lebih lanjut,” kata Liliek.

Selain mendukung tindakan medis, sistem ini juga memungkinkan edukasi kesehatan dilakukan secara lebih tepat sasaran. “Tidak semua jemaah punya risiko yang sama. Dengan satu data, kami bisa memberikan pendekatan yang berbeda antara jemaah sehat, komorbid, atau lansia,” tambahnya.

Kondisi kesehatan jemaah haji Indonesia saat ini dilaporkan relatif stabil. Meski demikian, Liliek mengingatkan bahwa puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) akan menjadi ujian fisik dan mental. Ia mengimbau jemaah menjaga kebugaran, cukup istirahat, dan menghindari paparan panas.

“Layanan kesehatan kami siaga 24 jam. Petugas di kloter, sektor, hingga KKHI sudah dibekali data dan peta risiko jemaah. Jadi semua tindakan lebih terukur dan cepat,” tegasnya.

Untuk pencegahan penyakit menular, Kementerian Kesehatan juga memastikan seluruh jemaah haji reguler telah divaksin. “Sebanyak 203.410 vaksin polio dan 211.751 vaksin meningitis telah disiapkan. Vaksin polio tetap wajib sebagaimana ditegaskan Menteri Kesehatan Arab Saudi saat berkunjung ke Indonesia,” jelas Liliek.

Ia menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi satu data adalah bentuk ikhtiar negara untuk melindungi setiap jemaah. “Satu data bukan sekadar sistem. Ini adalah ikhtiar negara untuk menjaga keselamatan setiap jemaah,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya

“Layanan kesehatan kami siaga 24 jam. Petugas di kloter, sektor, hingga KKHI sudah dibekali data dan peta risiko jemaah. Jadi semua tindakan lebih terukur dan cepat,” tegasnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |