Surplus Neraca Dagang April 2025 Terendah dalam 60 Bulan, BPS Ungkap Biang Keroknya

1 day ago 5

Senin, 2 Juni 2025 - 13:56 WIB

Jakarta, VIVA – Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini menyampaikan, surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$160 juta di April 2025, merupakan nilai surplus terendah selama 60 bulan terakhir atau sejak Mei 2020.

"Secara bulanan, surplus bulan April 2025 ini merupakan surplus terendah sejak Mei 2020," kata Pudji dalam konferensi pers, Senin, 2 Juni 2025. 

Dia membeberkan bahwa anjloknya neraca perdagangan April 2025 itu antara lain akibat turunnya nilai ekspor sebesar 10,77 persen secara month-to-month (mtm), dibandingkan bulan Maret 2025.

"Nilai impornya mengalami kenaikan 8,80 persen secara bulanan," ujarnya.

Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik, Senin, 2 Juni 2025

Photo :

  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Pudji mengatakan, penurunan signifikan pada neraca perdagangan April 2025 itu merupakan dampak dari adanya tekanan dari sisi impor yang mengalami kenaikan. Hal itu utamanya terjadi pada sektor non-migas, yang mencatat pertumbuhan hampir 30 persen (yoy).

Sementara penopang surplus neraca dagang April 2025, diakuinya berasal dari ekspor non-migas sebesar US$1,51 miliar. Sedangkan, neraca perdagangan migas mencatatkan defisit cukup signifikan hingga mencapai US$1,35 miliar.

"Surplus neraca perdagangan April 2025 ditopang oleh ekspor bahan bakar mineral, minyak nabati, serta besi dan baja," kata Pudji.

Dia menambahkan, total ekspor pada April 2025 tercatat sebesar US$20,74 miliar, atau naik 5,76 persen (yoy). Perolehan itu ditopang oleh industri pengolahan dengan sejumlah komoditas utamanya seperti minyak kelapa sawit, logam dasar besi, kimia dasar organik, nikel, dan semikonduktor .

Hal itu seiring dengan nilai impor pada April 2025, yang mencapai US$20,59 miliar atau melonjak 21,84 persen (yoy).

"Impor non-migas tercatat tumbuh signifikan sebesar 29,86 persen menjadi US$18,07 miliar, namun impor migas justru turun 15,57 persen ke US$2,52 miliar," ujarnya.

Halaman Selanjutnya

"Surplus neraca perdagangan April 2025 ditopang oleh ekspor bahan bakar mineral, minyak nabati, serta besi dan baja," kata Pudji.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |