'Wellness' Bukan cuma Slogan

7 hours ago 1

Jakarta, VIVA – Data Global Wellness Institute melaporkan bahwa pasar wellness real estate tengah berkembang pesat.

Industri ini tumbuh dari U$225 miliar (Rp3.783 triliun) pada 2019 menjadi U$438 miliar (Rp7.364 triliun) di 2023, serta diproyeksikan melampaui angka US$913 miliar (Rp15.350 triliun) pada 2028.

Di tengah kesibukan hidup modern semakin banyak orang mencari tempat tinggal yang tidak hanya menawarkan kenyamanan tetapi juga mendukung gaya hidup sehat.

Salah satu tren terbaru adalah properti dengan konsep wellness living, yang fokus pada menciptakan lingkungan tempat tinggal yang mendukung kesehatan fisik dan mental penghuninya.

Konsep ini merupakan jenis hunian yang dirancang untuk mendukung gaya hidup sehat penghuninya.

Fasilitas yang ditawarkan biasanya meliputi area terbuka hijau, fasilitas olahraga, ruang meditasi, sistem ventilasi yang baik, pencahayaan alami optimal, dan material bangunan ramah lingkungan.

Selain itu, wellness living juga mengintegrasikan teknologi canggih yang memantau kesehatan penghuni.

Pendiri dan CEO Oxo Group Indonesia, Johannes Weissenbaeck, percaya bahwa kata 'wellness' bukan slogan semata.

Menurut dia, sudah saatnya menjadikan 'wellness' bagian utama dari pemikiran, desain, dan pengalaman yang secara langsung memengaruhi cara manusia hidup, bekerja, dan berpetualang.

Konsep wellness living dituangkannya ke dalam proyek The Pavilions yang berlokasi di Nyanyi, Bali. Ia pun mengklaim jika proyeknya ini adalah komplek hunian wellness living pertama di Indonesia.

"Wellness selalu menjadi pilar utama kami. Dari penawaran perhotelan hingga pengembangan real estat. Kami pelopor dalam mendefinisikan ulang kehidupan mewah modern," katanya, ketika berbincang dengan VIVA dan sejumlah media massa, beberapa waktu lalu.

Meski begitu, hingga saat ini, konsep hunian yang fokus pada kebugaran, terutama di segmen premium dengan status hak milik, sebagian besar belum tersentuh di Indonesia.

Berlokasi strategis di Nyanyi, Bali, atau dekat Nuanu Creative City seluas 44 hektare, The Pavilions memiliki akses mudah menuju pusat inovasi, budaya, dan kesehatan yang tumbuh pesat, dengan akses langsung ke komunitas Nuanu dan berbagai fasilitas canggih lainnya.

Proyek hunian inovatif yang terdiri dari 24 unit vila dengan sertifikat hak milik tersebut memadukan praktik kesejahteraan dan kebugaran holistik.

“Kami akan menjadi game changer yang menciptakan standar baru untuk kehidupan neo-luxury di Bali,” ungkap Johannes Weissenbaeck.

Jo, sapaan akrab pria kelahiran Austria ini, mengatakan bahwa The Pavilions akan menampilkan 24 unit vila yang masing-masing memiliki desain tersendiri dan didukung oleh fasilitas kebugaran yang dirancang dengan cermat.

Ilustrasi wellness.

Photo :

  • Community Medical Centers

Dengan luas mulai dari 170 hingga 420 meter persegi, ke-24 vila ini menyelaraskan budaya dan alam Bali dengan desain, namun memenuhi standar internasional.

"Jadi, penghuninya nanti akan memiliki akses pejalan kaki ke berbagai fasilitas Nuanu, termasuk ProEd Global School, Luna Beach Club, Lumeira Spa, dan jaringan jalur pejalan kaki yang indah," jelas dia.

Kendati minat internasional tetap kuat—didominasi oleh pembeli dari Singapura, Amerika Serikat (AS), Australia dan Jepang—Jo mengaku tetap menargetkan pembeli domestik.

Sebagai informasi, The Pavilions diperkenalkan kepada publik pada 8 Mei 2025 di Nuanu Creative City, dan puncaknya, grand launching dijadwalkan pada 8 Juni mendatang, yang akan mempertemukan para pemangku kepentingan dan calon pembeli untuk merayakan proyek baru paling menarik di Bali.

"Pengenalan produk ini adalah kesempatan kami untuk menunjukkan kepada dunia apa yang telah kami bangun. Kami menyambut para tamu untuk merasakan langsung inovasi dan kebugaran di jantung The Pavilions," tegas Johannes Weissenbaeck.

Halaman Selanjutnya

Selain itu, wellness living juga mengintegrasikan teknologi canggih yang memantau kesehatan penghuni.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |