Sumut, VIVA – Aksi pembalakan liar di kawasan hutan lindung di lokasi Harangan Repa, Kelurahan Sipolha, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera utara, kembali terjadi. Ratusan batang kayu alam yang menjadi penyangga kawasan di sekitar Danau Toba ini, dibabat para pembalak liar.
Perusakan hutan alam yang terjadi secara terang-terangan di kawasan hutan lindung ini diduga dilakukan oleh sekelompok orang yang tak bertanggung jawab, diperkirakan puluhan hingga ratusan batang kayu alam yang berada di kawasan ini dibabat habis para pembalak liar.
Pantauan di lokasi Kam, 24 April 2025, terlihat pohon-pohon besar yang berdiri sebagai tiang penyangga ekosistem kini rata dengan tanah, diperkirakan setidaknya empat hektar lebih lahan hutan telah dilahap rakus oleh gergaji mesin para pelaku pembalak liar.
kondisi kawasan hutan lindung yang ditebang di sekitar lokasi Harangan Repa
Photo :
- Daud Sitohang-TvOne
Menurut warga, kayu-kayu berbagai ukuran mulai dari diameter lengan hingga tiga kali pelukan manusia dewasa ditumbangkan para pelaku yang rakus dan tidak mempertimbangkan dampak lingkungan akibat pembalakan liar ini.
Dari keterangan Topan Bakkara, warga sekitar yang ditemui di lokasi menyebutkan, mereka khawatir hutan yang menjadi penyangga Danau Toba kini terancam hilang tanpa jejak dan menimbulkan ancaman bencana bagi penduduk asli setempat.
Topan Bakkara, salah satu warga Repa yang tinggal tepat di bawah lereng bukit harangan repa ini, mengaku diliputi rasa waswas pasca terjadinya pembalakan liar di wilayah ini.
"Kerusakan yang terjadi sudah masuk kategori berat karena melibatkan penggundulan secara masif. Kami penduduk desa yang tinggal di sekitar kawasan ini khawatir akan terjadinya dampaknya bencana alam akibat penggundulan kawasan hutan,” ujarnya.
Ia menambahkan, perkampungan tempat mereka tinggal kini terancam bahaya besar akibat hilangnya vegetasi yang selama ini menjadi pelindung alami dari longsor dan banjir bandang.
Sementara itu, ketua Hutan Kemasyarakatan (HKM) Lestari Benson Marbun menyampaikan bahwa aktivitas penebangan kurang lebih sudah berlangsung selama sepekan terakhir.
Menurut Benson, aksi penggundulan ini diduga melibatkan sosok tokoh Marga setempat, meski sempat ada upaya pelarangan dari pihak kehutanan dan warga para pelaku tetap melanjutkan aksinya tanpa mengindahkan imbauan tersebut.
Kondisi kawasan hutan lindung yang ditebang di Pinggiran Danau Toba
Photo :
- Daud Sitohang-TvOne
Terpisah, Sukendra Purba, Kepala UPT KPH II Pematang Siantar, menyampaikan komitmennya secara tegas, tidak akan mentolerir aktivitas ilegal tersebut.
“Terkait pembalakan atau perambahan di Harangan Repa, kami sudah melaksanakan patroli minggu lalu dan menyita chainsaw milik pelaku. Kami juga sudah membuat laporan polisi (LP) ke Polres Simalungun. Saat ini pelaku sedang dalam proses penyelidikan di sana,” ungkap Sukendra.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa pihaknya telah memetakan area hutan yang dirusak. Proses identifikasi kawasan yang terdampak akan menjadi dasar dalam penindakan lanjutan, termasuk kemungkinan pengenaan sanksi pidana kepada para pelaku. (Daud Sitohang-TvOne)
Banjir Bandang Danau Toba Prapat, 18 Rumah Rusak dan 277 Terdampak
Sebanyak 277 rumah warga terkena dampak akibat bencana alam banjir bandang hingga tanah longsor di kawasan objek wisata Danau Toba.
VIVA.co.id
17 Maret 2025