Akankah PSI jadi Partai Besar atau Biasa Saja Kalau Jokowi Masuk?

6 hours ago 1

Senin, 19 Mei 2025 - 10:50 WIB

Jakarta, VIVA – Nama Presiden RI ke-7 Joko Widodo, santer disebut akan berlabuh ke Partai Solidaritas Indonesia, PSI. Tak tanggung-tanggung, posisi ketua umum konon disiapkan untuk Jokowi bila masuk partai yang saat ini masih dipimpin oleh putra bungsunya, Kaesang Pangarep tersebut.

Analis politik, Arif Nurul Imam, menilai peluang Jokowi untuk mendapatkan posisi seperti ketua umum di PSI tentu sangat besar. Sebab selama ini, hubungan mantan Gubernur DKI Jakarta itu dengan PSI, sangat dekat.

"Jika Jokowi maju sebagai Ketum PSI sangat besar, mengingat selama ini PSI diasuh oleh Jokowi oleh karena itu para kader PSI merupakan simpatisan Jokowi," kata Arif, kepada VIVA, Senin 19 Mei 2025.

Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia, Arif Nurul Imam

Setelah tidak lagi menjadi kader PDIP, Jokowi juga sempat dikait-kaitkan dengan Partai Golkar. Namun setelah PSI membuka diri untuk siapa saja bisa mendaftar sebagai calon ketua umum, nama Jokowi santer disebut bergabung ke partai tersebut.

Arif yang juga Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia, itu menilai bila memang Jokowi akan berlabuh ke PSI, dia melihat gangguan tetap akan ada. Terutama oleh lawan-lawan politik Jokowi selama ini.

"Meski juga ada potensi intervensi-intervensi dari kekuatan politik yang selam ini jadi lawan politik Jokowi. Intervensi mempengaruhi kader yang memiliki suara pada kongres PSI. Itu bisa jadi kekuatan-kekuatan politik yang selama ini berseberangan dengan Jokowi,  untuk 'cawe-cawe' dalam kongres tersebut, meski peluang itu kecil," jelas Arif.

Jokowi Effect

Jokowi effect diyakini terjadi saat beberapa kali pemilu sebelumnya, 2014 dan 2019. Ada efek suara yang diperoleh partai politik dengan mengusung dan mendukung Jokowi ketika maju di pemilu.

Namun saat ini, Jokowi bukan lagi sebagai seorang Presiden RI. Masa jabatannya telah selesai seiring pengambilan sumpah Prabowo Subianto sebagai Presiden RI 2024-2029 di hadapan Sidang MPR RI pada 20 Oktober 2024.

Arif menilai, walau nanti Jokowi masuk dalam kepengurusan PSI, tetapi untuk mengkatrol suara partai itu hingga bisa masuk ke parlemen pada pemilu legislatif mendatang, sangat berat. 

"Saya kira jika misalnya Jokowi masuk PSI juga tidak akan berefek besar terhadap elektoral. Mengingat pada pemilu kemarin Jokowi juga sudah total mendukung PSI tapi faktanya juga tidak lolos di parlemen," kata Arif.

Saat ini, dia meyakini kalau Jokowi effect tidak seperti sebelum-sebelumnya. Sehingga walau Jokowi resmi menyandang sebagai kader atau bahkan menjadi Ketua Umum PSI, Arif pesimis bisa mendongkrak suara dan membawa PSI sebagai partai yang besar.
 
"Dan ketika saat ini bergabung dengan posisi yang tidak memiliki jabatan tentu pengaruhnya tidak sesignifikan ketika menjabat Presiden karena ketika menjabat Presiden juga tidak lolos (Pemilu 2024)," katanya.

Halaman Selanjutnya

Jokowi Effect

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |