Vatikan, VIVA – Dalam langkah yang mengguncang akar tradisi Gereja Katolik, Paus Fransiskus tidak hanya menolak kemegahan dalam kematiannya, tetapi juga memilih untuk tidak dimakamkan di tempat yang selama berabad-abad menjadi simbol kekuasaan spiritual tertinggi, Vatikan.
Melansir dari CNN Internasional, Senin 21 April 2025, alih-alih dimakamkan di gua bawah tanah Basilika Santo Petrus seperti 91 Paus sebelum dirinya, Paus Fransiskus akan beristirahat di Basilika Santa Maria Maggiore, di seberang Sungai Tiber, jauh dari pusat Vatikan, namun dekat dengan hatinya.
Paus Fransiskus
Photo :
- (Foto AP/Alessandra Tarantino, Arsip)
Keputusan ini menjadikannya Paus pertama dalam lebih dari satu abad yang dimakamkan di luar Vatikan. Sebuah langkah simbolis yang mematahkan konvensi dan berbicara lebih lantang daripada kata-kata, bahwa kerendahan hati, kesetiaan, dan devosi melampaui batas-batas tembok suci Vatikan.
Jauh sebelum wafatnya, pada Desember 2023, Paus Fransiskus telah menyampaikan niatnya yang mengejutkan, mengungkapkan alasan emosional yang mendalam di balik pilihannya.
"Saya ingin dimakamkan di Santa Maria Maggiore. Karena itu adalah pengabdian saya yang besar," ucapnya saat itu, dalam pernyataan yang kini menggema sebagai penanda akhir hidup yang penuh ketulusan.
Basilika Santa Maria Maggiore memang bukan tempat asing bagi Paus Fransiskus. Ia dikenal rutin mengunjungi basilika itu setiap Minggu pagi, dalam doa khusyuk kepada Perawan Maria.
Foto Terbaru Paus Fransiskus Selama Masa Pemulihan di RS (Doc: Vatican News)
Photo :
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Bahkan sebelum dan sesudah setiap perjalanan luar negerinya, di sanalah ia bersimpuh, mencari bimbingan dan rasa damai.
"Saya merasakan hubungan yang sangat kuat," ungkapnya, menjelaskan keterikatan spiritual yang telah menuntunnya hingga pada keputusan besar ini.Meskipun tujuh Paus lain pernah dimakamkan di Santa Maria Maggiore, Fransiskus menjadi yang pertama sejak Paus Leo XIII pada 1903 yang memilih untuk tidak beristirahat di Basilika Santo Petrus. Sebuah penanda zaman yang berubah, ketika seorang Paus memilih akhir yang tak biasa, namun sangat bermakna.
Halaman Selanjutnya
Source : VIVA.co.id/Natania Longdong