Bahlil Bakal Hentikan Impor Solar pada 2026

5 hours ago 1

Kamis, 9 Oktober 2025 - 15:22 WIB

Jakarta, VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan rencana untuk menghentikan impor solar pada semester II-2026. Hal itu seiring dengan rencana pemerintah mengeluarkan keputusan untuk mengimplementasikan B50.

Bahlil menyampaikan saat ini pemerintah sedang melakukan uji jalan (road test) biodiesel 50 (B50) tahap akhir terhadap kendaraan-kendaraan.

“Kalau sudah keputusan B50, maka Insya Allah tidak lagi kita melakukan impor solar pada 2026,” ucap Bahlil ketika ditemui di Jakarta, Kamis.

Menurut Bahlil, uji tahap akhir membutuhkan waktu sekitar 6–8 bulan, dan diujikan di mesin kapal, kereta, alat-alat berat dan lain-lain. “Kalau pengujiannya sudah clear maka diputuskan kita pakai B50,” ujar Bahlil.

Dia menjelaskan, dalam Peta Jalan Kementerian ESDM, program mandatori B50 memungkinkan untuk diterapkan pada semester II 2026, sebab uji coba B50 membutuhkan waktu hingga 8 bulan.

Seperti diketahui, B50 adalah jenis bahan bakar diesel terbarukan yang merupakan campuran dari 50 persen CPO (crude palm oil/minyak sawit mentah) dan 50 persen solar konvensional (fosil). Oleh karenanya, dibutuhkan pasokan CPO yang stabil guna merealisasikan mandatori B50.

Terkait kebutuhan pasokan CPO, Bahlil menyampaikan terdapat tiga langkah yang bisa ditempuh, yakni intensifikasi lahan, pembukaan lahan, hingga mengurangi ekspor CPO.

Viral Pajero Sport isi solar subsidi di SPBU

Photo :

  • Screenshot Instagram

Di sisi lain, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan akan menjadwalkan Rapat Kerja Nasional Komite Pengarah (Komrah) dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), sebab pengimplementasian B50 membutuhkan pasokan minyak sawit mentah atau "crude palm oil" (CPO).

Kebutuhan FAME atau Fatty Acid Methyl Ester yang didapatkan dari minyak sawit mentah untuk B50 adalah 19 juta KL. Sedangkan, ketersediaan FAME pada 2025 berada di kisaran 15,6 juta KL.

Mentan Amran Sulaiman melakukan soft launching biodiesel B50

Saat ini, Indonesia sudah mengimplementasikan mandatori B40. Per September, implementasi B40 sudah mencapai 10 juta kiloliter (KL), atau 64,7 persen dari target 15,6 juta KL.

Selain itu, implementasi B40 pada 2025 juga telah menghemat devisa negara sekitar 9,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp147,5 triliun. (Ant)

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung

Tak Cuma Batu Bara, Ormas Keagamaan Juga Bisa Kelola Tambang Nikel dan Timah

Pemerintah membuka peluang bagi ormas keagamaan, koperasi, serta pengusaha kecil dan menengah (UKM) mengelola tambang mineral, seperti nikel, timah

img_title

VIVA.co.id

8 Oktober 2025

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |