Balasan Menohok Dedi Mulyadi ke Kaum Nyinyir saat Pidato Harkitnas

5 hours ago 1

Rabu, 21 Mei 2025 - 08:32 WIB

Bandung, VIVA – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membalas kritikan dan nyinyiran terhadap gebrakan yang dia lakukan selama 3 bulan terakhir dalam memimpin Provinsi Jawa Barat. 

Kang Dedi Mulyadi (KDM) dalam pidato yang berapi-api di upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) Peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Selasa, 20 mei 2025, menanggapi berbagai nyinyiran dan kritik yang diarahkan kepadanya selama masa awal kepemimpinannya.

Dalam sebuah pernyataan yang tajam namun tetap elegan, Dedi Mulyadi menunjukkan karakternya sebagai pemimpin yang tidak mudah terpengaruh oleh cibiran. Berikut 3 pernyataan menohok mantan Bupati Purwakarta itu kepada kaum nyinyir:

1. Doa Kaum Pembenci

KDM mengatakan tak semua orang mendoakan program pendidikan karakter bela negara yang dia inisiasi kepada ratusan pelajar bermasalah di Jawa Barat berjalan baik. Ada juga yang berharap program ini gagal.

"Saya tidak menyebut doa rintihan, bisikan hati ada dua. Ada yang berharap ini berhasil dan ada yang berharap ini gagal. Siapa yang berharap ini ini berhasil? Mereka adalah kaum-kaum nasionalis yang mencintai bangsa ini," kata KDM

"Siapa yang berharap ini gagal? Para nyinyir dan para pembenci yang menjadikan politik sebagai tujuan hidupnya, tanpa pernah bisa membedakan mana kepentingan politik dan mana kepentingan kebangsaan," sambungnya

Bagi kaum pembenci, kata Dedi, walaupun kebijakannya baik karena beda dengan politiknya, maka dia akan mengatakan buruk, dan walaupun kebijakannya buruk karena sama dengan politiknya dia katakan baik. 

"Ini orang yang tidak punya spirit nasionalisme. Dia hidup mempertuhan politik dalam setiap waktu. Saya katakan dia hidup mempertuhan politik dalam setiap waktu. Meskipun lidahnya berkata bertuhan pada Allah, tetapi hatinya dalam setiap hari hasud dan menjadikan politik sebagai tujuan hidup," ungkapnya

2. Gubernur Konten Vs Gubernur Molor

Dalam kesempatan itu, KDM juga membagi-bagikan bonus puluhan juta kepada petugas upacara Harkitnas Jabar yang berasal dari siswa bermasalah yang telah dididik dan dibina di Dodik Bela Negara, Lembang. Tak hanya itu, para pelatih siswa juga diberikan bonus serupa. 

"Nanti ditanya lagi, "Itu duit dari mana?" Lada ngonten. Saya selalu ditanya, "Pak Dedi, duitnya dari mana? Ngonten!" kata Dedi. 

"Habis itu dimasalahin lagi. Gubernur konten lebih baik dari jadi gubernur konten punya duit diberikan pada rakyat daripada gubernur molor. Benar enggak? Benar ya kan? daripada gubernur tidur," sambungnya

Dedi mengaku tidak ingin menjadi gubernur protokoler, gubernur yang cuma ingin dihargai, gubernur yang jalan-jalan ke luar negeri dan doyan menghabiskan anggaran.

"Teu hayang teuing aing. Kang Dedi masuk gorong-gorong ya, sebentar lagi akan akan saya naik ke pesawat. Jadi, Indonesia ini perlu mental yang kuat kalau ingin melakukan perbaikan," tegasnya

3. Belum 100 Hari Sudah Kepanasan!

Dedi Mulyadi lantas menyinggung banyak pihak yang kepanasan dengan gebrakannya sejak 3 bulan memimpin Provinsi Jawa Barat.  

"Ini baru 3 bulan, tanggal 30 Mei itu 100 hari kepemimpinan saya. Ini belum 100 hari sudah banyak orang yang kepanasan apalagi 5 tahun," kata pria yang akrab disapa KDM itu.

Menurutnya, untuk menjadi pemimpin yang ingin melakukan perubahan dan perbaikan memerlukan mental yang kuat. Ia mengaku tak butuh penghormatan, apalagi tumbang dengan cibiran.

"Jadi, Indonesia memerlukan mental yang kuat jika ingin melakukan perbaikan. Kenapa? harus kuat menghadapi kaum nyinyir dan membiarkan yang nyinyir suruh sakit hati selamanya karena Jawa Barat akan terus mengalami peningkatan pembangunannya," ujarnya

Halaman Selanjutnya

Bagi kaum pembenci, kata Dedi, walaupun kebijakannya baik karena beda dengan politiknya, maka dia akan mengatakan buruk, dan walaupun kebijakannya buruk karena sama dengan politiknya dia katakan baik. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |