Jakarta, VIVA – Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir suara menjadi tulang punggung dari banyak industri ekonomi kreatif seperti film, podcast, audiobook, animasi, games, iklan, dan teknologi digital lainnya.
“Namun, kita sering tidak menyadari bahwa di balik semua itu ada peran voice over talent, para narator dan para pengisi suara yang berperan luar biasa. Sering tidak terlihat tapi sangat terdengar,” ungkap Teuku Riefky saat peluncuran Komunitas Voice People Jakarta sekaligus membuka rangkaian acara Wonder Voice of Indonesia 2025 di Jakarta. Scroll untuk info selengkapnya, yuk!
Menteri Ekraf kemudian mengatakan bahwa voice over dan para talent-nya sangat dibutuhkan di banyak industri kreatif.
“Tidak hanya untuk iklan radio atau iklan TV, tapi banyak dibutuhkan juga di film-film termasuk film animasi. Dan banyak industri kreatif lain yang membutuhkan voice over yang berkualitas,” ungkapnya.
Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya.
Photo :
- Voice Institute Indonesia.
Oleh karena itu, Menteri Riefky berharap agar voice over bisa berkembang tidak hanya di kota-kota besar saja, tapi juga di daerah.
“Kita juga perlu pendampingan dari Pemerintah Daerah, karena talent-talent ini juga tersebar di pelosok Indonesia. Harapannya, kami mendorong semua pihak untuk mendukung pemilik bakat voice over ini untuk terus kita dorong semakin berkualitas dan tentu aspek ekonominya juga kita dorong agar semakin sejahtera,” pungkasnya.
Riefky pun tak memungkiri bahwa industri voice over sangat berdampak bagi pertumbuhan ekonomi kreatif.
“Sangat impactful, tapi memang perlu dukungan semua pihak agar bisa lebih masif lagi. Karena talent voice over ini kan tersebar, banyak sekali, jangan hanya liat di kota besar, justru banyak di daerah-daerah,” imbuhnya.
Berada di tempat yang sama, Founder Voice Institute Indonesia, Bimo Kusumo turut menyampaikan bahwa Voice People Jakarta akan menjadi pusat pengembangan dan kolaborasi bagi voice enthusiast di ibukota.
Ia juga menekankan bahwa peluncuran ini menjadi langkah awal menuju Wonder Voice of Indonesia 2025 sebagai langkah memperkuat ekosistem industri suara serta mendorong terciptanya lapangan kerja baru di sektor ekonomi kreatif.
“Voice over sekarang sudah bisa men-support segala sesuatu di era digital ini, seperti promosi kebudayaan, promosi wisata, promosi segala sesuatu yang ada di kota atau provinsi, apalagi kalau di luar negeri, public space itu semuanya sudah menggunakan voice over. Museum-museum juga, secara scientific, minat membaca orang sekarang sudah menurun, nah, ini kesempatan suara-suara indah Jakarta untuk bisa ikut berperan," ujar Bimo Kusumo.
Acara ini juga menampilkan workshop dengan materi Personal Branding dari Dhanu Riza, Chief Creative Officer Voice Institute Indonesia yang memberikan para peserta pemahaman fundamental tentang personal branding dan cara memasarkan diri sebagai voice over talent.
Lalu dilanjutkan dengan materi Basic Voice Over dari Bimo Kusumo dan Binta Nadhila, Founder dan Co-Founder Voice Institute Indonesia. Tidak hanya pemaparan teori, namun para peserta juga mendapat kesempatan untuk praktik tentang basic voice over.
Halaman Selanjutnya
“Sangat impactful, tapi memang perlu dukungan semua pihak agar bisa lebih masif lagi. Karena talent voice over ini kan tersebar, banyak sekali, jangan hanya liat di kota besar, justru banyak di daerah-daerah,” imbuhnya.