Bupati Lebak Geram ke Kepsek yang Minta Orang Tua Murid Ganti Meja-Kursi Rusak di Sekolah!

4 hours ago 2

Rabu, 30 April 2025 - 13:56 WIB

Kabupaten Lebak, VIVA – Arta Grave Monica (35), orangtua dari AFY, siswi kelas 4 SD Negeri 2 Pasir Tangkil, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, harus menanggung beban moral dan materiil setelah putrinya dituding merusak fasilitas sekolah.

Sebagai bentuk tanggung jawab, Arta membawa satu set meja dan kursi sejauh 200 meter dari rumah ke sekolah pada Senin, 28 April 2025.

Kejadian bermula dari tudingan pihak sekolah yang menyatakan bahwa AFY merusak meja dan kursi belajar. Kepala Sekolah Fifi Siti Rofikoh, meminta Arta untuk mengganti fasilitas tersebut. Permintaan disampaikan secara terbuka di grup WhatsApp wali murid dan dewan guru.

Merasa keberatan namun enggan memperpanjang konflik, Arta membeli satu set meja dan kursi secara daring seharga Rp400.000. Ia kemudian mengantarkan langsung ke sekolah dengan pesan tertulis di atas permukaan meja: "Meja ini dapat dibeli oleh orangtua karena disuruh mengganti." Kalimat tersebut menjadi simbol protes terhadap sikap sekolah yang dinilai tidak adil.

"Fasilitas sekolah rusak, tapi yang mengganti orang tua siswa. Padahal memang sudah rusak dari lama. Memang aturannya seperti itu ya?" ujar Arta dalam wawancara bersama tvOne pada Selasa, 29 April 2025.

Ia mempertanyakan kebijakan sekolah yang membebankan tanggung jawab perbaikan fasilitas kepada orangtua siswa.

Orang tua murid bawa meja ke sekolah

Menanggapi kejadian ini, Bupati Lebak, Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya, langsung turun tangan dengan mengunjungi SDN 2 Pasir Tangkil.

Dalam pertemuannya dengan Kepala Sekolah, Hasbi menegaskan bahwa tindakan membebani orangtua siswa untuk mengganti fasilitas sekolah bertentangan dengan ketentuan anggaran pendidikan.

Secara anggaran itu nggak boleh membebani biaya kepada murid dan orang tua murid, itu yang paling benar. Kenapa ibu menyuruh mereka mengganti?” tanya Hasbi.

Menjawab pertanyaan itu, Kepala Sekolah berdalih, “Ya buat efek jera, Pak, biar anaknya nggak nakal-nakal.

Namun, Bupati menekankan bahwa pendekatan pembinaan yang humanis jauh lebih tepat diterapkan kepada siswa SD.

Tinggal dikasih pelurusan, dididik dengan cara yang baik. Mereka kan siswa kelas 4 SD,” kata Hasbi.

Ia juga menyayangkan komunikasi sepihak yang dilakukan pihak sekolah.

Yang seharusnya datang pihak sekolah ke orangtua murid. ‘Ini anak ibu dan bapak perlu dinasehati baik-baik,’ sehingga tidak perlu ditulis di grup kelas empat,” imbuhnya.

Kasus ini menyita perhatian publik. Banyak yang berharap kejadian ini menjadi momentum evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola dan pendekatan pendidikan di sekolah dasar.

Halaman Selanjutnya

“Secara anggaran itu nggak boleh membebani biaya kepada murid dan orang tua murid, itu yang paling benar. Kenapa ibu menyuruh mereka mengganti?” tanya Hasbi.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |