Ratusan Mahasiswa Universitas Pancasila Demo Bakar Karangan Bunga Pelantikan Pjs Rektor

5 hours ago 2

Rabu, 30 April 2025 - 17:00 WIB

Jakarta, VIVA – Mahasiswa Universitas Pancasila (UP), melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung Rektorat. Ratusan mahasiswa yang turun aksi itu menolak kebijakan yayasan yang dianggap tidak transparan dan sewenang-wenang.

Salah satunya soal pemecatan sepihak Prof Marsudi Wahyu Kisworo dari jabatan Rektor UP dan pelantikan Pelaksana Jabatan Sementara (PJS) Rektor, Adnan Hamid, pada 30 April 2025.

Pemecatan Prof. Marsudi diduga erat kaitannya karena dia tidak membela eks rektor ETH yang melakukan tindakan pelecehan pada sejumlah karyawatinya. Bahkan yayasan melakukan sejumlah intimidasi pada Prof Marsudi dan memberhentikan sepihak sejumlah petinggi kampus tanpa adanya dasar yang jelas.

Dalam aksinya siang hingga sore, mahasiswa membakar bank bekas dan karangan bunga yang terpasang berjejer di area Gedung Rektorat.

Koordinator aksi, Naufal mengatakan aksi ini sebagai bentuk perlawanan mahasiswa terhadap tidak transparannya pengelolaan kampus. Mahasiswa menuntut soal transparansi kampus, audit terhadap kebijakan yayasan dan keterlibatan mahasiswa dalam proses pengambilan keputusan penting.

“Ya, hari ini kami menuntut transparansi dari pihak yayasan, khususnya terkait audit,” katanya, Rabu 30 April 2025.

Dia mengatakan, pihak kampus tidak melibatkan peran mahasiswa dalam pengambilan keputusan penting. Naufal menegaskan bahwa mahasiswa tidak bisa menerima keputusan yang diambil secara tertutup oleh yayasan, apalagi jika berkaitan dengan posisi pimpinan kampus.

“Kami melihat ada banyak kebijakan yang tidak melibatkan mahasiswa, termasuk pemecatan rektor yang tidak jelas indikatornya. Harusnya ada dialog, ada birokrasi yang melibatkan kami. Tapi ini semua tertutup dan penuh tanda tanya,” ujarnya.

Menurutnya, dilantiknya Pjs Rektor tidak bisa menggantikan komunikasi yang seharusnya terjadi antara mahasiswa dan pimpinan. Mahasiswa menduga ada agenda setting yang akan dilakukan yayasan dengan pemberhentian sepihak Prof Marsudi dan diganti oleh Adnan Hamid.

“Kami tidak bicara pada PJS. Ini bukan soal politik, ini soal transparansi. Kami khawatir ada praktik jual beli jabatan atau intrik kekuasaan di internal yayasan,” tegasnya.

Sementara itu, Pjs Rektor UP, Adnan Hamid, menemui mahasiswa dan melakukan dialog. Dia meminta agar mahasiswa tenang dan tidak melakukan tindakan yang bersifat merugikan. Adnan menuturkan, pemilihan dan pemberhentian rektor sepenuhnya adalah wewenang yayasan. Adnan mengajak mahasiswa untuk berdialog dan menjaga situasi kampus tetap kondusif.

“UP adalah kampus swasta, dan yayasan berwenang penuh atas pengelolaan, termasuk memilih rektor. Percayakan kepada saya untuk menyampaikannya. Saya juga alumni, kita semua ingin kampus ini maju. Silakan menyampaikan aspirasi, tapi jangan rusuh,” katanya.

Hingga sore hari, meski api berangsur padam, massa masih berkerumun di area kampus Univeraitas Pancasila untuk bertemu dengan pihak yayasan.

Halaman Selanjutnya

“Kami melihat ada banyak kebijakan yang tidak melibatkan mahasiswa, termasuk pemecatan rektor yang tidak jelas indikatornya. Harusnya ada dialog, ada birokrasi yang melibatkan kami. Tapi ini semua tertutup dan penuh tanda tanya,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |