Dinas Kebudayaan Jakarta Ingin Pencak Silat Jadi Ekskul di Sekolah

4 weeks ago 9

Jumat, 25 April 2025 - 08:54 WIB

Jakarta, VIVA - Pemerintah Provinsi Jakarta melalui Dinas Kebudayaan berencana ingin memasukkan pencak silat sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler dalam pelajaran muatan lokal di sekolah.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary, menegaskan akan komitmen dalam Pemajuan Budaya Betawi sebagai bagian penting dari identitas Jakarta dan aset budaya nasional.

Miftahulloh menilai bahwa pelestarian dan juga pengembangan budaya Betawi merupakan fondasi penting dalam menyongsong Jakarta sebagai kota global.

“Pemajuan Kebudayaan itu sangat-sangat diperlukan bagi setiap bangsa sebagai akar, yang memberi makna siapa kita, darimana kita berasal dan kemana kita melangkah. Pemajuan Budaya Betawi dilakukan melalui empat pilar strategis yaitu pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan,” ujar Miftahulloh dalam keterangannya seperti dikutip, Kamis, 24 April 2025.

Ilustrasi Pencak Silat

Photo :

  • Antara/ Yudhi Mahatma

Miftahulloh menyebutkan bahwa pelestarian dan Pemajuan Budaya Betawi sangat penting agar nilai-nilai luhur, tradisi, serta kearifan lokal yang terkandung di dalamnya tetap hidup, relevan, dan dapat diwariskan berkelanjutan kepada generasi mendatang.

Adapun setidaknya terdapat sepuluh objek Pemajuan Kebudayaan Betawi yang menjadi fokus Pemprov DKI Jakarta, yakni Manuskrip, Adat Istiadat, Ritus, Tradisi Lisan, Bahasa, Seni, Pengetahuan Tradisional, Teknologi Tradisional, Olahraga Tradisional, dan Permainan Rakyat.

“Atas arahan Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur, Pemprov DKI Jakarta akan memasukkan Pemajuan Budaya Betawi dalam pelajaran muatan lokal (mulok) di sekolah, salah satunya pencak silat sebagai ekstrakurikuler, karena kita ingin anak-anak atau generasi muda dapat mencintai akar budayanya dan menjadikan Budaya Betawi sebagai bagian dari kehidupan,” tutur dia.

Miftahulloh juga menegaskan Pemprov Jakarta melakukan perlindungan terhadap situs-situs budaya, mengembangkan praktik-praktik yang mulai redup, memanfaatkan sarana budaya seperti sanggar untuk edukasi publik, serta melakukan pembinaan agar komunitas budaya aktif berperan dalam berbagai kegiatan.

“Bahwa kita menyongsong kota global itu, salah satu indikatomya adalah kebudayaan, bagaimana Kebudayaan Betawi bisa menjadi tuan rumah di Jakarta, dan kita terus mendorong Pemajuan Budaya Betawi tidak hanya di taraf nasional, tapi juga internasional,” kata Miftahulloh.

Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta pun mengajak seluruh pelaku seni dan budaya untuk mengurus perizinan yang diperlukan guna mewujudkan tata kelola kegiatan seni yang tertib, profesional, dan transparan.

Miftahulloh menyampaikan, perizinan tidak hanya soal legalitas, tapi juga bentuk perlindungan dan pengakuan bagi penggiat budaya dan pelaku seni.

“Untuk seluruh pelaku seni dan juga sanggar-sanggar yang ada di Pemprov DKI Jakarta, saya mengajak rekan-rekan semua untuk mengurus NIB ataupun izin-izin lainnya ke Mal Pelayanan Publik Provinsi DKI Jakarta, ingat urus sendiri, karena Urus Izin Sendiri itu Mudah,” kata dia.

Halaman Selanjutnya

“Atas arahan Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur, Pemprov DKI Jakarta akan memasukkan Pemajuan Budaya Betawi dalam pelajaran muatan lokal (mulok) di sekolah, salah satunya pencak silat sebagai ekstrakurikuler, karena kita ingin anak-anak atau generasi muda dapat mencintai akar budayanya dan menjadikan Budaya Betawi sebagai bagian dari kehidupan,” tutur dia.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |