Diserang Post Holiday Blues, Kenpa Jadi Malas Kerja Usai Libur Lebaran Panjang?

1 week ago 9

Senin, 7 April 2025 - 11:49 WIB

Jakarta, VIVA – Senin 7 April 2025 sejumlah karyawan di beberapa perusahaan sudah mulai kembali bekerja usai menikmati libur Hari Raya Idul Fitri 1446 H. Tidak dipungkiri beberapa dari kita tidak merasa bersemangat untuk kembali bekerja. Bukan tanpa sebab perasaan kita masih tertinggal di momen-momen keseruan libur lebaran.

Perasaan-perasaan tersebut secara psikologis disebut sebagai post holiday blues. Lantas normalkah seseorang mengalami post holiday blues? Pakar kebahagiaan dan psikolog dari Deakin University School of Psychology, Dr. Melissa Weinberg angkat bicara, dia menyebut bahwa post holiday blues itu menandakan fungsi psikologi yang sehat. 

Dikutip laman Deakin University, Post holiday blues, kata dia mencerminkan dari emosi seseorang yang menikmati kesenangan selama momen liburan. Seluruh konsep post holiday blues itu melibatkan asumsi yang melekat yakni liburanmu menyenangkan dan Anda lebih suka berlibur daripada bekerja.

Namun perlu diakui bahwa tidak semua orang mengalami tingkat kesenangan atau relaksasi yang meningkat saat liburan. Bagi sebagian orang berlibur sendiri bisa menciptakan rasa frustasi lantaran beberapa hal mulai dari penerbangan yang tertunda, kekecewaan atas kamar hotel yang tidak sesuai ekspektasi, jetleg atau ketidakpastian tentang tempat makan atau apa yang harus dilakukan selama liburan.

Ilustrasi Liburan dengan Menabung

Sementara itu, reaksi otak juga memiliki peran yang besar terhadap liburan seseorang. Jika seseorang yang melibatkan trauma akan hal yang kurang menyenangkan saat berlibur di masa lalu maka ingatan buruk itu akan terus menghantui mereka. Alhasil liburan yang seharusnya bisa dinikmati dengan baik malah tidak dinikmati secara proporsional. Itu adalah salah satu contoh dari serangkaian ilusi otak untuk kita percaya yakni dengan cara yang sama agar kita berpikir hal-hal lebih buruk mungkin akan terjadi pada kita. 

Di sisi lain, kita juga harus tahu bahwa beberapa orang benar-benar menikmati ketika dia harus kembali bekerja seperti saat ini. Mengapa demikian? hal ini lantaran pekerjaan yang dikerjakan menawarkan rutinitas, prediktabilitas dan keakraban. Jadi meskipun kita mendambakan perubahan, otak kita sebenarnya lebih memilih konsisten dan mencoba memulihkan stabilitas setiap kali rutinitas biasa kita terancam.

Jadi apakah kita menikmati liburan atau tidak dan apakah kita lebih suka berlibur daripada kembali bekerja atau tidak itu semua tergantung dari reaksi atau respon otak. Otak kita sendiri terhubung untuk membuat kita percaya bahwa kita melakukannya atau kita akan melakukannya. Dengan demikian kita membayar biaya emosional untuk menikmati liburan kita dengan baik dan di saat itu kita mengalami penurunan menuju tingkat kesejahteraan dasar kita

Penurunan emosi ini adalah upaya pikiran kita untuk mengembalikan tingkat fungsi normal dan optimal kita. Comedown adalah versi psikologi dari menemukan keseimbangan emosional yang tepat dan fenomena ini tidak unik untuk liburan. 

Jadi istilah post holiday blues yang kita alami adalah normalisasi pasca kita berlibur. Ini adalah penyesuaian setelah keadaan hidup yang berubah. Jadi bagaimana Anda membendung gelombang negatif? Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah memesan tiket perjalanan liburan selanjutnya. Sebab tidak ada yang meringankan apa  yang dirasakan selain prospek liburan lain di waktu lain yang tidak terlalu jauh . 

Halaman Selanjutnya

Jadi apakah kita menikmati liburan atau tidak dan apakah kita lebih suka berlibur daripada kembali bekerja atau tidak itu semua tergantung dari reaksi atau respon otak. Otak kita sendiri terhubung untuk membuat kita percaya bahwa kita melakukannya atau kita akan melakukannya. Dengan demikian kita membayar biaya emosional untuk menikmati liburan kita dengan baik dan di saat itu kita mengalami penurunan menuju tingkat kesejahteraan dasar kita

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |