VIVA – Di tengah industri yang sarat didominasi oleh entitas multinasional, Nakula tampil sebagai perusahaan manajemen properti dan perhotelan asal Indonesia yang menjadikan talenta lokal, keberlanjutan jangka panjang, dan keberhasilan bersama sebagai fondasi utama.
Selama lebih dari dua belas tahun perjalanannya, perusahaan yang berbasis di Bali ini kini mengelola lebih dari 70 properti mewah, mulai dari vila eksklusif hingga hotel butik dengan seluruh operasional dijalankan oleh lebih dari 80 anggota tim profesional lokal.
“Kami bangga menjadi perusahaan yang dibangun oleh orang Indonesia. Kami percaya bahwa pertumbuhan berkelanjutan selalu berakar dari rumah sendiri,” ungkap Christian Sunjoto, CEO Nakula. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Villa Ken Hillside Sanctuary
Nakula menerapkan model manajemen properti berbasis kinerja yang menyelaraskan keberhasilan perusahaan dengan profitabilitas bersih pemilik properti.
Model ini secara fundamental berbeda dari pendekatan tradisional yang hanya berfokus pada pendapatan bermodel top-line.
“Pertumbuhan kami hanya akan terjadi apabila mitra kami turut berkembang. Karena itu, seluruh keputusan operasional, mulai dari penentuan strategi harga hingga optimalisasi pengalaman tamu, selalu kami ambil secara kolaboratif,” ujar Christian.
Berbasis di Bali, keunggulan Nakula terletak pada pemahaman yang mendalam terhadap pasar lokal serta kemampuan untuk bergerak cepat.
“Kami tahu apa yang sedang tren, apa yang berubah, dan kami bisa bertindak segera, kami dapat meluncurkan properti baru hanya dalam dua minggu,” jelas Christian.
Ketangkasan ini didukung oleh operasional internal yang mencakup pemasaran, layanan tamu, hingga sistem manajemen properti berbasis teknologi yang memberikan transparansi serta akses data performa dan insight yang real-time kepada para pemilik.
Komitmen pada pengembangan talenta lokal menjadi jantung dari filosofi Nakula.
Melalui pelatihan berkelanjutan dan kolaborasi dengan komunitas sekitar, Nakula tak hanya menghadirkan layanan kelas dunia, tetapi juga memperkuat ekosistem ekonomi lokal.
“Selama perusahaan ini terus berjalan dengan sehat, tujuan kami adalah menjadi market leader yang membuka lapangan pekerjaan berkualitas bagi masyarakat lokal,” tutur Christian.
“Semoga langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi pelaku industri lainnya untuk melakukan hal serupa,” terangnya.
Langkah konkret Nakula dalam bidang keberlanjutan juga menjadi prioritas. Terinspirasi oleh filosofi Tri Hita Karana, Nakula menjunjung harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas.
Dari penghapusan plastik sekali pakai, penyediaan amenities ramah lingkungan, hingga penggunaan panel surya dan sistem daur ulang air—setiap inisiatif dihadirkan sebagai standar, bukan pengecualian.
Salah satu properti unggulan Nakula, Amarta Beach Retreat di Tabanan, menjadi perwujudan nyata prinsip-prinsip ini.
Dengan arsitektur hijau dan pendekatan operasional yang menyatu dengan alam, Amarta menghadirkan pengalaman menginap yang selaras dengan lingkungan.
Di sisi lain, kemitraan dengan komunitas seniman, institusi pariwisata, dan program pendidikan turut menguatkan warisan budaya Bali dan mendukung regenerasi profesional di sektor perhotelan.
Dua belas tahun sejak didirikan, Nakula terus menapaki langkah dengan keyakinan yang tenang namun pasti.
“Bagi kami, bila perusahaan menghasilkan keuntungan, maka biarkan keuntungan itu membuka kesempatan kerja dan membantu anak-anak menempuh pendidikan. Itulah makna sukses yang sesungguhnya,” tutur Christian dengan penuh refleksi.
Dengan pendekatan yang berpusat pada manusia dan visi jangka panjang yang matang, Nakula tidak sekadar menciptakan pengalaman menginap yang istimewa—lebih dari itu.
Nakula sedang membentuk lanskap baru bagi perhotelan lokal yang bertanggung jawab, berdampak, dan berakar kuat di tanah kelahirannya di Bali.
Halaman Selanjutnya
Berbasis di Bali, keunggulan Nakula terletak pada pemahaman yang mendalam terhadap pasar lokal serta kemampuan untuk bergerak cepat.