Jakarta, VIVA – Hari Raya Waisak merupakan salah satu perayaan suci bagi umat Buddha di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pada tahun 2025 ini, Waisak jatuh pada hari Senin, 12 Mei. Bagi umat Buddha, Waisak bukan sekadar hari besar keagamaan, tetapi juga momen spiritual yang penuh makna tentang kedamaian, kasih sayang, dan pencapaian pencerahan.
Apa Itu Hari Waisak?
Peringatan Trisuci Waisak di candi Borobudur yang jatuh tanggal 10 Mei 2017
Hari Raya Waisak dikenal juga sebagai Trisuci Waisak, karena memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddharta Gautama, sang Buddha:
- Kelahiran Pangeran Siddharta Gautama di Taman Lumbini.
- Pencapaian Pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya.
- Wafatnya (Parinibbana) di Kusinara, yang menandai pencapaian akhir dari siklus kelahiran dan kematian.
Ketiga peristiwa ini terjadi pada hari yang sama dalam kalender lunar Buddhis, sehingga diperingati secara bersamaan setiap tahun dalam Hari Raya Waisak.
Makna Mendalam di Balik Waisak
Trisuci Waisak
Photo :
- Antara/Anis Efizudin
Waisak bukan sekadar ritual atau upacara, tetapi momen reflektif bagi umat Buddha untuk kembali pada nilai-nilai luhur ajaran Buddha. Beberapa makna penting dari Hari Waisak antara lain:
- Introspeksi Diri: Merenungi perbuatan selama setahun, serta memperbaiki kesalahan dan kekhilafan.
- Meningkatkan Cinta Kasih: Menumbuhkan belas kasih kepada semua makhluk hidup, tanpa memandang perbedaan.
- Menjaga Kedamaian Batin: Menjalani hidup dengan tenang, sabar, dan penuh kesadaran (mindfulness).
- Memupuk Kebijaksanaan: Menjalani kehidupan dengan pemahaman yang benar dan menjauhkan diri dari kebodohan.
Tradisi Waisak di Indonesia
Ribuan umat Buddha memperingati Waisak di Borobudur.
Photo :
- VIVAnews/Fajar Sodiq
Di Indonesia, perayaan Waisak dipusatkan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Ribuan umat Buddha dari berbagai daerah berkumpul untuk mengikuti rangkaian acara seperti:
- Pengambilan api abadi dari Mrapen dan air suci dari Umbul Jumprit.
- Pawai Waisak menuju Candi Borobudur.
- Meditasi bersama dan pelepasan lampion sebagai simbol harapan dan doa bagi seluruh makhluk.
Rangkaian kegiatan ini tidak hanya bersifat religius, tetapi juga menarik wisatawan dan menjadi simbol kerukunan umat beragama di Indonesia.
Waisak 2025: Momen Memulihkan Ketenangan
Dalam dunia yang penuh hiruk-pikuk, perayaan Waisak tahun ini bisa menjadi ajakan bagi semua, tidak hanya umat Buddha, untuk sejenak menenangkan hati, merefleksi diri, dan menebarkan kasih sayang.
Waisak mengingatkan kita bahwa pencapaian tertinggi dalam hidup bukanlah kekayaan atau kekuasaan, melainkan ketenangan batin dan kebijaksanaan. Melalui ajaran Buddha tentang kebaikan, welas asih, dan pengendalian diri, setiap orang diajak menjalani hidup yang lebih bermakna.
Halaman Selanjutnya
Source : Antara/Anis Efizudin