Jakarta, VIVA – Dalam dunia fashion yang semakin berkembang, nilai estetika kini tak lagi sekadar soal desain, tetapi juga tentang nilai keberlanjutan dan dampaknya terhadap lingkungan. Salah satu inovasi yang tengah mencuri perhatian adalah tren fashion berbahan dasar daur ulang—khususnya dari limbah plastik seperti botol dan galon bekas.
Kolaborasi antara Le Minerale dengan dua brand lokal, Kivee dan Pijak Bumi, menjadi bukti konkret bahwa produk fashion bisa tampil stylish sekaligus peduli lingkungan. Scroll lebih lanjut ya.
Plastik PET (Polyethylene Terephthalate) umumnya ditemukan dalam bentuk botol minuman dan galon air. Di tangan industri daur ulang, terutama yang digerakkan oleh program Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional (GESN), limbah ini tidak lagi dipandang sebagai sampah, melainkan sumber daya baru yang bernilai tinggi. Proses daur ulang PET mengubah plastik menjadi recycled polyester (rPET), sejenis serat yang ringan, tahan lama, dan dapat digunakan dalam industri tekstil—khususnya untuk menggantikan serat sintetis konvensional seperti poliester murni.
Irene Atmadja, Sustainability Manager Le Minerale, menjelaskan, “Pada program kolaborasi kali ini, kami ingin menunjukkan bahwa bagaimana plastik PET bernilai tinggi dan banyak diminati salah satunya adalah industri fashion yang biasanya menggunakan bahan polyester yang notabenenya berasal dari rPET.”
Penggunaan rPET tidak hanya memperpanjang umur plastik melalui siklus kedua kehidupannya, tapi juga secara signifikan mengurangi jejak karbon dan konsumsi energi dalam proses produksi tekstil. Hal ini menjadikan rPET sebagai bahan pilihan dalam tren fashion ramah lingkungan.
Lewat kerja sama dengan Kivee, Le Minerale menghadirkan koleksi fashion yang bukan hanya menarik dari sisi tampilan, tetapi juga kuat dalam pesan sosial dan lingkungan. Koleksi ini terdiri dari kemeja lengan pendek, kemeja lengan panjang, dan celana pendek—semuanya dibuat dari campuran kain Tencel dan PET daur ulang.
“Saat ini fashion tentunya tidak hanya soal gaya, tapi juga soal nilai dan dampaknya dimana selain menggunakan kain daur ulang bahan rPET juga merangkul para pengrajin wanita di Sumba untuk motif sulamannya. Produk-produk hasil kolaborasi ini adalah bukti bahwa kita bisa tetap keren sambil peduli lingkungan,” jelas Helen Bellina, Chief Of Operations - Kivee.
Kehadiran unsur lokal dalam desain, seperti sulaman tangan dari pengrajin Sumba, memperkaya narasi produk ini sebagai representasi gaya hidup modern yang berakar pada nilai-nilai lokal dan keberlanjutan. Lebih dari sekadar pakaian, koleksi ini adalah wujud nyata dari gaya hidup yang bertanggung jawab.
Holy Veronica, Creative Director - Kivee, menambahkan, “Sebenarnya Kivee sudah lama memiliki keinginan besar untuk meluncurkan koleksi daur ulang. Dengan kolaborasi yang dilakukan bersama Le Minerale akhirnya impian ini bisa tercapai.”
Tak kalah menarik, Pijak Bumi juga menampilkan keunikan tersendiri dengan merilis sepatu kets yang seluruh bagian luarnya menggunakan kain PET daur ulang 100%. Desainnya tidak hanya menunjukkan hasil akhir yang estetik dan fungsional, tetapi juga menggambarkan proses daur ulang botol plastik menjadi produk wearable yang nyaman dipakai sehari-hari.
“Kami senang sekali bisa berkolaborasi dengan Le Minerale yang memang memiliki visi yang sejalan untuk terus peduli pada bumi. Semoga melalui kolaborasi ini, masyarakat semakin aware bahwa bahan daur ulang bisa diubah menjadi produk kreatif yang nyaman untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Vania Audrey, Co-Founder - Pijak Bumi.
Halaman Selanjutnya
Source : ist