Inovasi Biomaterial, Dosen Farmasi Universitas Sanata Dharma Angkat Limbah Kepiting Jadi Bahan Medis

13 hours ago 2

Sabtu, 3 Mei 2025 - 14:24 WIB

VIVA – apt. Agustina Setiawati, M.Sc., Ph.D., peneliti dan dosen Program Studi Magister Farmasi Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, mendapat perhatian di forum internasional dengan inovasinya mengubah limbah cangkang kepiting dan rajungan menjadi biomaterial untuk kedokteran regeneratif.

Terobosan penting ini dipresentasikan Agustina dalam APEC Young Chemistry Leaders' Forum di Suwon, Korea Selatan, pada 23-25 April 2025. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Forum ini diselenggarakan oleh Korean Chemical Society (KCS), sebuah organisasi sains terkemuka di Korea Selatan yang telah berkontribusi signifikan dalam kemajuan penelitian kimia sejak didirikan pada tahun 1946.

Forum bergengsi ini menghimpun 23 peneliti muda berbakat dari 13 negara kawasan Asia Pasifik.

Program Studi Magister Farmasi Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

Dalam presentasi berjudul "Sustainable Chitosan-Based Biomaterials for Regenerative Medicine: Solving Locally, Inspiring Globally," Agustina menjelaskan bagaimana grup risetnya berhasil mengembangkan biomaterial berbasis kitosan yang dimodifikasi secara kimia untuk meningkatkan sifat mekanik, biokompatibilitas, dan potensi regeneratifnya.

"Penelitian ini bermula dari keprihatinan terhadap permasalahan sampah dan pengolahannya. Kami ingin menciptakan solusi yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki nilai manfaat tinggi di bidang medis," jelas Agustina.

Keunggulan riset Agustina terletak pada pendekatan yang mengintegrasikan prinsip ekonomi sirkular dengan kemajuan teknologi medis.

Biomaterial yang dikembangkannya tidak hanya bersumber dari bahan baku lokal terbarukan, tetapi juga telah terbukti efektif untuk aplikasi rekayasa jaringan dan pemodelan skrining obat antikanker.

Agustina menegaskan bahwa penelitiannya membuktikan inovasi berbasis sumber daya lokal dapat menjadi solusi global dalam bidang kedokteran regeneratif.

"Dengan memanfaatkan limbah cangkang crustacea yang berlimpah di Indonesia, kita dapat menghasilkan biomaterial bernilai tinggi yang berkontribusi pada kemajuan teknologi kesehatan dunia," tambahnya.

Riset Agustina memiliki relevansi kuat dengan empat tujuan pembangunan berkelanjutan PBB (SDGs): kesehatan dan kesejahteraan (SDG 3), industri dan inovasi (SDG 9), konsumsi dan produksi bertanggung jawab (SDG 12), serta kemitraan global (SDG 17).

Keberhasilan Agustina di forum internasional ini sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi yang mendorong riset kolaboratif berbasis sumber daya lokal untuk menghasilkan inovasi dengan dampak global.

Prestasi ini memperkuat posisi Indonesia dalam peta penelitian global dan mewujudkan visi kemandirian teknologi nasional melalui pemanfaatan kekayaan hayati Nusantara.

Pencapaian ini diharapkan membuka jalan bagi kerja sama riset lanjutan antara Indonesia dengan negara-negara APEC, sekaligus menjadi model pengembangan ilmu pengetahuan yang berkelanjutan dan berdaulat.

Halaman Selanjutnya

Keunggulan riset Agustina terletak pada pendekatan yang mengintegrasikan prinsip ekonomi sirkular dengan kemajuan teknologi medis.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |