Jakarta, VIVA – Menurut data Kementerian Kesehatan RI, lebih dari 30.000 kasus baru kanker paru terdiagnosis setiap tahun. Bahkan kanker paru menjadi penyebab kematian akibat kanker nomor 1 di Indonesia.
Selain menjadi penyebab kematian tertinggi akibat kanker, prognosis yang buruk dari kanker paru juga menjadi salah satu masalah yang serius dan perlu menjadi perhatian. Scroll untuk informasi selengkapnya!
Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Toraks Indonesia (POTI), dr. Andika Chandra Putra, Ph.D, Sp.P(K), mengungkapkan, penanganan kanker paru memerlukan pendekatan yang komprehensif dan multidisiplin.
“Kolaborasi pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam memerangi kanker paru di Indonesia. Karenanya kami berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang kanker paru, serta meningkatkan kualitas penanganan kanker paru di Indonesia," kata dr Andika dalam keterangannya, berbicara saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dengan tema “Menuju Penanganan Kanker Paru yang Lebih Baik di Indonesia, di Jakarta, dikutip Senin 19 Mei 2025.
Dalam rangka meningkatkan deteksi dini kanker paru, dokter Andika juga menekankan pentingnya skrining untuk mendeteksi jenis kanker ini pada tahap awal.
"Skrining kanker paru dapat membantu mendeteksi kanker paru pada tahap awal, sehingga penanganan dapat dilakukan lebih efektif dan meningkatkan prognosis yang lebih baik," tambah dr. Andika.
Rapat kerja yang dihadiri oleh Pengurus dan anggota POTI ini juga membahas tentang perkembangan terbaru dalam penanganan kanker paru, termasuk terapi target dan imunoterapi.
"Kami berharap bahwa dengan kerja sama dan komitmen dari semua pihak, kita dapat meningkatkan kualitas penanganan kanker paru di Indonesia dan mengurangi angka kematian akibat kanker paru," katanya.
POTI berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pengelolaan kanker paru di Indonesia melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis bukti.
“Kami berharap bahwa rapat kerja ini dapat menjadi langkah awal bagi kita untuk bekerja sama dalam menangani kanker paru dan meningkatkan kesempatan kesembuhan bagi pasien kanker paru di Indonesia,” tutupnya.
Halaman Selanjutnya
Rapat kerja yang dihadiri oleh Pengurus dan anggota POTI ini juga membahas tentang perkembangan terbaru dalam penanganan kanker paru, termasuk terapi target dan imunoterapi.