Jakarta, VIVA – Rencana Aksi Akbar 205 yang akan digelar oleh para pengemudi ojek online (ojol) pada 20 Mei 2025 telah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Aksi ini, yang melibatkan pemadaman aplikasi secara massal dan unjuk rasa di berbagai kota besar, termasuk Jakarta, memicu beragam reaksi dari netizen.
1. Dukungan dan Solidaritas dari Netizen
Ilustrasi driver ojek online (ojol)
Photo :
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Banyak pengguna media sosial menunjukkan dukungan mereka terhadap aksi ini. Mereka memahami bahwa para pengemudi ojol menghadapi tantangan berat, terutama terkait dengan potongan pendapatan yang dianggap tidak adil oleh aplikator. Netizen berharap aksi ini dapat membuka mata pemerintah dan perusahaan aplikasi untuk memperbaiki kondisi kerja para pengemudi.
“Bayangin aja mobil ratusan juta tapi argo lebih murah dari bajai! potongan udh diatas 30-40% dan argo setelah lebaran makin turun lagi! bensin mahal, harga part mahal, harga jasa bengkel mahal, terus aplikator dengan enak nya kasih harga orbal dan potongan gak masuk akal. Pak @prabowo anda harus turun tangan, ini menyangkut banyak hak dan hidup banyak rakyat Indonesia. Para driver seperti diperbudak oleh aplikator,” ungkap seorang netizen di media sosial VIVA.co.id.
“Yang kerja mereka yang panas-panasan mereka, yang dapat untung banyak aplikator,” timpal yang lainnya
2. Kekhawatiran terhadap Dampak Layanan
Sebagian netizen mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap dampak aksi ini terhadap layanan transportasi dan pengantaran makanan. Mereka menyadari bahwa pemadaman aplikasi secara massal dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama bagi mereka yang sangat bergantung pada layanan ojol. Namun, banyak yang tetap mendukung aksi ini dengan harapan bahwa perubahan positif akan terjadi.
3. Perdebatan tentang Efektivitas Aksi
Diskusi juga muncul mengenai efektivitas aksi ini dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Beberapa netizen mempertanyakan apakah aksi ini akan benar-benar mempengaruhi kebijakan perusahaan aplikasi atau hanya akan merugikan pengemudi sendiri. Namun, banyak yang percaya bahwa aksi kolektif seperti ini diperlukan untuk menuntut perubahan.
4. Ajakan untuk Tidak Menggunakan Layanan Ojol
Sebagai bentuk dukungan, beberapa netizen mengajak masyarakat untuk tidak menggunakan layanan ojol pada tanggal 20 Mei. Mereka berharap dengan menurunnya permintaan, perusahaan aplikasi akan lebih memperhatikan tuntutan para pengemudi. Ajakan ini mendapat respons positif dari banyak pengguna media sosial.
“Tanggung kalo matikan serentak aplikasi, uninstal aja jangan tanggung tanggung,” ungkap seorang netizen.
5. Harapan akan Perubahan Kebijakan
Ribuan pengemudi ojek online (ojol) beserta kurir se-Jabodetabek melakukan aksi demonstrasi.
Photo :
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Secara keseluruhan, netizen berharap aksi ini dapat mendorong perubahan kebijakan yang lebih adil bagi para pengemudi ojol. Mereka menekankan pentingnya regulasi yang melindungi hak-hak pengemudi dan memastikan bahwa perusahaan aplikasi tidak mengambil keuntungan berlebihan dari kerja keras para mitra mereka.
Aksi Akbar 205 menjadi momen penting bagi para pengemudi ojol untuk menyuarakan aspirasi mereka. Dukungan dari masyarakat luas melalui media sosial menunjukkan bahwa banyak yang peduli terhadap kesejahteraan para pekerja di sektor ini. Semoga aksi ini dapat membawa perubahan positif yang diharapkan.
Halaman Selanjutnya
2. Kekhawatiran terhadap Dampak Layanan